Kamis, 06 November 2014

Regulasi dan Prosedur Pendirian dengan berbagai Bentuk Perusahaan

Pada kali ini saya akan membahas mengenai Regulasi dan Prosedur Pendirian dengan berbagai Bentuk Perusahaan untuk tugas Pengantar Bisnis Informatika

1. Bentuk - Bentuk Perusahaan

Perusahaan perseorangan
Perusahaan perseorangan ini merupakan suatu badan usaha yang dimiliki oleh satu orang atau dua orang yang menanggung seluruh resiko secara pribadi. Orang tersebut juga biasanya memiliki kedudukan sebagai direktur atau manajer. Karena perusahaan ini milik sendiri maka apabila ada kekurangan dalam biaya akan dibayarkan dengan harta milik pribadi.

Namun ada pula keuntungan yang didapat dari perusahaan perseorangan ini adalah :

  • Pendirian perusahaan sangat mudah dan tidak berbelit-belit.
  • Perusahaan perseorangan cocok untuk usaha yang relatif kecil atau mereka yang memiliki modal dan bidang usaha yang terbatas.
  • Tidak terlalu memerlukan akta formal (akta notaris), sehingga pemilik tidak perlu mengeluarkan biaya yang berlebihan.
  • Memilki keleluasaan dalam hal mengambil keputusan baik menentukan arah perusahaan atau hal-hal yang berkaitan dengan keuangan perusahaan.
  • Dalam hal peraturan, tidak terlalu banyak peraturan pemerintah yang mengatur perusahaan jenis ini, sehingga pemilik bebas melakukan aktivitasnya.
  • Dalam hal pajak pemilik tidak perlu membayar pajak perseroan, walaupun semua pendapatan harus bayar pajak perorangan.
  • Semua keuntungan menjadi dan dimiliki oleh pemilik dan dapat digunakan secara bebas oleh pemilik.


Sementara itu keterbatasan atau kerugian perusahaan perorangan antara lain dalam hal Permodalan
 

  • Lebih sulit memperoleh modal yang artinya jika perusahaan ini ingin mendapatkan tambahan modal atau investasi dari perbankan relatif sulit, terutama untuk jumlah yang besar.
  • Ikut tender
  • Perusahaan perseorangan relatif sulit mengikuti tender karena kesulitan dalam memenuhi persyaratan kelengkapan dokumen dan jumlah dana yang tersedia.
  • Tanggung jawab
  • Pemilik perusahaan perseorangan bertanggung jawab terhadap utang perusahaan secara penuh.
  • Kelangsungan hidup
  • Biasanya kelangsungan hidup atau umur perusahaan relatif lebih singkat. Hal ini disebabkan sulitnya mencari pengganti pemilik perusahaan apabila pemilik meninggal dunia, sehingga terjadi kefakuman yang menyebabkan kelangsungan hidup perusahaan berakhir.
  • Sulit berkembang
  • Perusahaan akan sulit berkembang jika menggunakan badan hukum perseorangan. Hal ini dikarenakan kesulitan dalam mengelola usaha yang hanya berada dalam satu tangan. Sehingga jika ingin memperbesar perusahaan harus mengubah badan hukumnya terlebih dahulu.
  • Administrasi yang tidak terkelola secara baik
  • Dalam menjalankan aktivitasnya perusahaan perseorangan tidak megelola administrasinya secara baik, sehingga dokumentasi dari setiap transaksi sulit untuk dicari. Bahkan terkadang setiap transaksi tidak didukung dengan dokumen yang seharusnya dibutuhkan.

2. Firma (fa)
Firma merupakan sebuah perusahaan yang didirikan minimal dua orang atau lebih. Untuk mendirikannya dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan akta resmi atau akta dibawah tangan. Untuk akta resmi itu prosesnya harus sampai di berita negara.

Sedangkan untuk akta di bawah tangan prosesnya tidak sampai sana. Kepemimpinannya dipegang sepenuhnya oleh pemilik sekaligus bertanggung jawab terhadap segala resiko yang mungkin timbul.
Mendirikan perusahaan bentuk firma lebih menguntungkan dibandingkan dengan perusahaan perorangan.

Keuntungan dengan pendirian perusahaan dalam bentuk firma antara lain:
         

  • Untuk mendirikan firma relatif mudah, tidak memerlukan persyaratan yang berat. Namun jika dibandingkan dengan perusahaan perseorangan lebih sedikit berat kerena dalam firma perlu kesepakatan para pihak yang akan mendirikan firma.
  • Dalam pendirian firma tidak terlalu memerlukan akta formal, karea dapat menggunakan akta dibawah tangan (tidak formal).
  • Lebih mudah memperoleh modal, karena pihak perbankan lebih mempercayainya. Apalagi jika firma tersebut didirikan dengan akta resmi dan juga tidak terlalu banyak peraturan permerintah yang mengatur.
  • Lebih mudah berkembang karena dipegang lebih dari satu orang, sehingga lebih terbuka terhadap berbagai pendapat atau kritikan untuk kemajuan usaha.

Adapun kerugian jika memilih perusahaan dalam bentuk badan hukum Firma adalah:
  • Pemilik firma memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas atas utang yang dimilikinya.
  • Apabila salah satu pihak pemilik firma meninggal dunia atau mengundurkan diri, maka akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan.
  • Kesulitan dalam peralihan kepemimpinan karena berbagai kepentingan para pihak yang terlibat dan juga sering terjadi konflik kepentingan sehingga dapat mengancam kemajuan usahanya.
  • Kesulitan dalam menghimpun dana untuk jumlah besar, serta mengikuti tender dalam jumlah tertentu.

3. Perseroan komanditer (CV)

Komanditier atau Commanditaire Vennootshcap lebih sering disingkat dengan CV mrupakan persekutuan yang didirikan berdasarkan kepercayaan. CV merupakan salah satu bentuk usaha yang dipilih oleh para pengusaha yang ingin melakukan kegiatan usaha dengan modal yang terbatas. CV merupakan badan usaha yang tidak berbadan hukum dan kekayaan para pendirinya tidak terpisahkan dari kekayaan CV.

Dalam perseroan komanditer terdapat beberapa sekutu yang secara penuh bertanggung jawab atas sekutu lainnya. Kemudian ada satu atau lebih sekutu yang bertindak sebagai pemberi modal. Tanggung jawab setuku komanditer hanya terbatas pada sejumlah modal yang ditanamkan dalam perusahaan. Jadi, sekutu yang terdapat dalam CV ada 2 yaitu sekutu komanditer (sekutu pasif) dan sekutu komplementer (sekutu aktif).

Perusahaan perseroan Komanditer dijalankan oleh seorang sekutu aktif dan bertanggung jawab atas segala resiko atau kewajiban pihak ketiga. Tanggung jawab ini juga sampai pada penggunaan harta pribadi.

Bentuk CV sudah dikenal masyarakat, terutama masyarakat bisnis kecil dan menegah, sehingga memudahkan perusahaan ikut dalam berbagai kegiatan. CV lebih mudah dalam memperoleh modal, karena pihak perbankan lebih mempercayainya. Lebih mudah berkembang karena manajemen dipegang oleh orang yang ahli dan dipercaya oleh sekutu lainnya. CV lebih fleksibel, karena tanggung jawab terbatas hanya pada sekutu Komanditer sedangkan yang mengurus perusahaan dan mempunyai tanggung jawab tidak terbatas hanya sekutu komplementer.

Pengenaan pajak hanya satu kali, yaitu pada badan usaha saja. Pembagian keuntungan atau laba yang diberikan kepada sekutu Komanditer tidak lagi dikenakan pajak penghasilan.

Adapun kerugian jika memilih perusahaan dalam pentuk CV antara lain:
  • Maka tanggung jawab akan menjadi tanggung jawab pribadi apabila sekutu komanditer menjadi sekutu aktif.
  • Status hukum badan usaha CV jarang dipilih oleh pemilik modal atau beberapa proyek besar
  • Sementara itu untuk mendirikan CV tidak diperlukan syarat yang berat.

Adapun persyarata pendirian CV adalah sebagai berikut:
  • Pendirian CV disyaratkan oleh dua orang, dengan menggunakan akta notaris dan menggunakan bahasa Indonesia.
  • Pada pendirian CV, yang harus dipersiapkan sebelum datang ke notaris adalah adanya persiapan mengenai: nama CV yang akan digunakan, tempat kedudukan CV, siapa saja yang bertindak sebagai persero aktif, dan persero diam, maksud dan tujuan pendirian CV serta dokumen persyaratan yang lain.
  • CV tersebut didaftarkan pada pengadilan negeri setempat serta membawa perlengkapan berupa: SKPD (Surat Keterangan Domisili Perusahaan) dan NPWP atas nama CV yang bersangkutan, guna memperkuat kedudukan CV.

4. Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan terbatas (PT) adalah badan hukum perusahaan yang paling banyak digunakan dan diminati oleh para pengusaha. Penyebabnya adalah karena badan hukum seperti ini memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan badan hukum lainnya. Kelebihannya antara lain luasnya badan usaha yang dimiliki, kebebasan bergerak dalam berbagai bidang usaha serta tanggung jawab yang dimiliki terbatas hanya kepada modal yang disetorkan.

Berikut ciri utama dari perusahaan yang berbentuk badan hukum perseroan terbatas, yaitu:
  • Kewajiban terhadap pihak luar, terbatas hanya kepada modal yang disetorkannya. Artinya, jika perusahaan menanggung utang,
  • Kewajiban pemilik hanya terbatas kepada modal yang disetorkan. Oleh karena itu harta pribadi tidak ikut dijaminkan untuk membayar kewajiban tersebut.
  • Kemudahan alih kepemilikan, artinya jika seseorang memegang saham perusahaan tersebut kemudian ingin menjualnya dengan berbagai sebab, maka dengan mudah dapat dipindahtangankan atau dijual ke pihak lain.
  • Usia PT tidak terbatas, artinya perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas memiliki usia yang tidak terbatas, selama masih mampu untuk beroperasi walaupun pemilik atau manajemennya meninggal dunia dapat dilanjutkan oleh pemilik saham lainnya.
  • Kemampuan untuk menghimpun dana dalam jumlah yang besar, artinya jika perusahaan ingin memperoleh modal dalam jumlah yang besar, maka dengan mudah pihak kreditor untuk mempercayainya.
  • Kebebasan untuk melakukan berbagai aktivitas bisnis, baik jenis atau bidang usaha maupun wilayah operasinya lebih luas dan beragam.

Persyaratan mendirikan perseroan terbatas sesuai dengan undang-undang PT, yakni:
  • Perseroan didirikan oleh dua orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia.
  • Setiap pendirian Perseroan wajib mengambil bagian saham pada saat perseroan didirikan.
  • Pada saat peleburan, tidak berlaku ketentuan yang tertera pada ayat (2).
  • Perseroan memperoleh badan hukum pada tanggal diterbitkannya keputusan menteri mengenai pengesahan badan hukum perseroan.
  • Setelah perseroan memperoleh status badan hukum dan pemegang saham kurang dari dua orang, dalam jangka waktu paling lama enam bulan terhitung sejak keadaan tersebut pemegang saham yang bersangkutan wajib mengalihkan sebagian sahamnya kepada orang lain atau perseroan mengeluarkan saham baru kepada orang lain.
  • Apabila telah melampaui waktu enam bulan, pemegang saham tetap kurang dari dua orang, maka pemegang saham bertanggung jawab secara pribadi atas segala perikatan dan kerugian perseroan, dan atas permohonan pihak yang berkepentingan, pengadilan negeri dapat membubarkan perseroan tersebut.

Ketentuan yang tertera pada ayat (1), (5), dan (6) tidak berlaku bagi:
  • Persero yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara.
  • Perseroan yang mengelola bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian, dan lembaga lain sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Pasar Modal.

Dalam praktiknya modal perseroan terbatas terdiri dari:
  • Modal Dasar (Authorized Capital)
  • Modal dasar terdiri dari atas seluruh nilai nominal saham dan merupakan modal pertama kali dan tertera dalam akta notaris pada saat perseroan terbatas tersebut didirikan.
  • Modal ditempatkan atau dikeluarkan (Issued Capital)
  • Merupakan modal yang telah ditempatkan atau dikeluarkan oleh pemegang saham. Besarnya modal ditempatkan minimal 25% dari modal dasar.
  • Modal Sektor (Paid-Up Capital)
  • Merupakan modal yang harus disetor oleh pemegang saham yang jumlahnya paling sedikit 25% dari modal dasar harus ditempatkan dan disetorkan penuh. Modal ditempatkan dan disetorkan penuh dengan dibuktikan dengan penyetoran yang sah.

5. Koperasi

Koperasi merupakan badan usaha yang terdiri dari kumpulan orang-orang yang bertujuan mensejahterakan para anggotanya, walaupun dalam praktiknya koperasi juga melayani kepentingan umum.

Menurut undang-undang nomor 25 tahun 1995, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat berdasarkan asas kekeluargaan.
Tujuan koperasi adalah untuk memajukan kesejahteraan para anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Kemudian koperasi juga ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Fungsi dan peran koperasi di dalam masyarakat dan pemerintah sesuai dengan Undang-Undang Koperasi, yaitu:
  • Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial.
  • Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
  • Memperkukuh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai saka guru.
  • Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
  • Persyaratan untuk mendirikan koperasi yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta atas dasar asas kekeluargaan adalah sebagai berikut:
  • Koperasi primer dibentuk sekurang-kurangnya 20 orang.
  • Koperasi sekunder dibentuk sekurang-kurangnya 3 koperasi.

Pembentukan koperasi dilakukan dengan akta pendirian yang memuat anggaran dasar sekurang-kurangnya:
  • Daftar Nama Pendiri
  • Nama dan Tempat Kedudukan
  • Maksud dan Tujuan serta Bidang Usaha
  • Ketentuan Mengenai Keanggotaan
  • Ketentuan Mengenai Rapat Anggota
  • Ketentuan Mengenai Pengelolaan
  • Ketentuan Mengenai Permodalan
  • Ketentuan Mengenai Jangka Waktu Berdirinya
  • Ketentuan Mengenai Pembagian Sisa Hasil Usaha
  • Ketentuan Mengenai Sanksi
  • Koperasi memperoleh status badan hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh pemerintah.
  • Untuk memperoleh pengesahan, para pendiri mengajukan permintaan tertulis disertai akta pendirian koperasi
  • Pengesahan akta diberikan paling lama tiga bulan setelah diterimanya permintaan pengesahan
  • Pengesahan akta pendirian diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.


Anggota Kelompok :
1. Arya Pramudya (51411221) - 4IA15
2. Putri Kurniawati (55411649) - 4IA15
3. Vennesa Arie Putri (58411861) - 4IA15

4. Febriyanto Prasetyo (52411792) - 4IA15

Kamis, 23 Oktober 2014

Animasi 3D Olahraga Tennis Menggunakan Blender 3D (Tugas Softskill Pengulangan )

Video Project Animasi 3D Olahraga Tennis

   


Pada kali ini saya akan menjelaskan langkah - langkah membuat animasi 3D yang berjudul Olahraga Tennis adapaun langkah - langkahnya sebagi berikut :

1. Install  terlebih dahulu aplikasi blender setelah selesai di install kemudian kita buka aplikasinya, maka akan muncul seperti berikut:


2. Selanjutnya pada Cube nya kita atur X,Y,Z nya dengan menekan tombol S + X,Y,Z sesuai yang kita buat.


3. Selanjutnya buat lembar kerja menjadi 2 bagian dengan cara menarik kearah kiri pada bagian kanan lembar kerja.

4. Selanjutnya kita ubah “ 3D View “  menjadi “ UV/Image Editor “.

1    5.  Selanjutnya pada lembar sebelah kanan, masukkan texture dengan memilih “ Image “ lalu kita masukkan gambar yang kita pilih dengan memilih “ Open Image “.



2    6. Selanjutnya kita ubah “ Object Mode “ menjadi “ Edit Mode “ lalu kita tekan tombol “ U “ lalu pilih “ Unwarp”.  Selanjutnya kita seleksi gambar yang kepingin kita jadikan texture.


1   7. Jika kita udah masukkan texturenya, untuk melihat hasilnya kita ubah terlebih dahulu “ Object Mode “ menjadi  “ Texture Paint “.


1  8. Untuk memunculkan texture gambar yang telah dibuat tadi jika dirender adalah dengan cara memilih Material pada tools yang ada disebelah kanan, pilih “Options”  selanjutnya  tandai “Face Textures”  dan “Face Textures Alpha”.

1    9.  Selanjutnya untuk menghasil dari “Face Textures “ dan “ Face Textures Alpha”  kita render pada project yang kita buat.

1  10. Selanjutnya kita buat net yang akan diletakkan pada bagian tengah dari lapangan yang kita buat. Untuk membuat netnya kita dapat memilih “Cube”, selanjutnya kita tambahkan texture jaringnya.

2  11.  Selanjutnya kita tekan “ Shift + A” lalu kita pilih “ Add “ kemudian kita pilih”Mesh” lalu pilih “Cube”.


1.12.  Selanjutnya kita atur pada “ Cube”nya dengan tekan tombol S+X,Y,Z nya untuk membuat jaringnya.

13. Selanjutnya buat lembar kerja menjadi 2 bagian dengan cara menarik kearah kiri pada bagian kanan lembar kerja.

1    14. Selanjutnya kita ubah “ 3D View “  menjadi “ UV/Image Editor “.


1    15. Selanjutnya pada lembar sebelah kanan, masukkan texture dengan memilih “ Image “ lalu kita masukkan gambar yang kita pilih dengan memilih “ Open Image “.


 16. Selanjutnya kita ubah “ Object Mode “ menjadi “ Edit Mode “ lalu kita tekan tombol “ U “ lalu pilih “ Unwarp”.  Selanjutnya kita seleksi gambar yang kepingin kita jadikan texture.


1.    17.   Jika kita udah masukkan texturenya, untuk melihat hasilnya kita ubah terlebih dahulu “ Object Mode “ menjadi  “ Texture Paint “.


1.     18.  Untuk memunculkan texture gambar yang telah dibuat tadi jika dirender adalah dengan cara memilih Material pada tools yang ada disebelah kanan, pilih “Options”  selanjutnya  tandai “Face Textures”  dan “Face Textures Alpha”.


1.    19.  Selanjutnya untuk menghasil dari “Face Textures “ dan “ Face Textures Alpha”  kita render pada project yang kita buat.
1    20. Selanjutnya kita buat bola tennis yang akan diletakkan pada bagian pinggir dari lapangan yang kita buat. Untuk membuat netnya kita dapat memilih “UV Sphere”, selanjutnya kita tambahkan texture bola tennisnya

2    21. Selanjutnya kita tekan “ Shift + A” lalu kita pilih “ Add “ kemudian kita pilih”Mesh” lalu pilih “UV Sphere”.

1    22. Selanjutnya kita atur pada “ UV Sphere”nya dengan tekan tombol “S”  untuk membuat bola tennisnya.
1     23. Setelah itu kita gunakan “Material” untuk mewarnainya. Pilih objek UV Sphere , lalu pilih “Material” yang berada pada sebelah kanan. Pada bagian Diffuse, pilih warna yang cocok untuk warna bola tennisnya.

1    24. Setelah selesai membuat semuanya, kita buat amarture nya agar memberi efek gerakan desain pada project ini.

2    25. Setelah amateurnya selesai di buat, kita masukkan “ Material “ sesuai dengan keinginan kita.

3    26. Setelah selesai memberi material pada amaturenya , selanjutnya kita buat animasinya setelah itu kita rendering animasinya.

o                                                       OUTPUT GAMBARNYA 







Sabtu, 04 Oktober 2014

Pengantar Informatika Bisnis Mata Kuliah Softskill

Pengertian Bisnis

    Bisnis dalam ilmu ekonomi adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
  
   Menurut Griffin & Ebert, Bisnis merupakan suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.
   
     Secara keseluruhan, Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create value) melalui penciptaan barang dan jasa (create of good and service) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui transaksi

     Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan yaitu Bisnis merupakan suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi dan memuaskan kebutuhan dari masyarakat.Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya.

Pengertian Informatika

     Informatika berkaitan erat dengan teknologi informasi. Oleh sebab itu, setiap pakar mengartikan teknologi informasi berbeda - beda seperti di bawah ini :

    Menurut Haag Den Keen, Teknologi Informasi adalah seperangkat alat yang membantu kita dalam bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi.
  
    Menurut Martin, Teknologi Informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras atau perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi.
  
     Dari pernyataan diatas dapat di simpulkan,Teknologi Informasi adalah suatu seperangkat alat yang membantu kita dalam bekerja dengan informasi dan melakukan tugas – tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi dan teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer, tetapi juga termasuk teknologi telekomunikasi.

Pengertian Bisnis Informatika

      Bisnis Informatika merupakan kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create value) melalui penciptaan barang dan jasa (create of good and service) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui transaksi yang berkaitan dengan teknologi informasi baik teknologi komputer maupun teknologi telekomunikasi.

     Pada zaman sekarang masyarakat di dunia sudah mengenal yang namanya Internet. Oleh sebab itu, ini merupkan kesempatan yang berharga bagi para pelaku bisnis di dunia. Setiap pelaku bisnis mungkin akan mendapatkan keuntungan yang besar dengan memanfaatkan ilmu baru ini yaitu Bisnis Informatika. Jika setiap pelaku bisnis memasarkan setiap produknya melalui internet, dimana hampir seluruh masyarakat di dunia yang mempunyai koneksi ke internet. Produknya tersebut dapat dikenal ke hampir seluruh dunia dengan hanya 1 media, yaitu internet. Dari mulai bisnis besar ( perusahaan ) sampai ke bisnis rumahan ( home made ) dapat menggunakan internet sebagai media pemasaran.

Bentuk Dasar Kepemilikan Bisnis

Setiap negara mempunyai bentuk dasar kepemilikan bisnis yang berbeda - beda, tetapi terdapat bentuk dasar kepemilikan bisnis yang umum, yaitu :
Perusahaan perseorangan: Perusahaan perseorangan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh satu orang. Pemilik perusahaan perseorangan memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. Artinya, apabila bisnis mengalami kerugian, pemilik lah yang harus menanggung seluruh kerugian itu.
Persekutuan: Persekutuan adalah bentuk bisnis dimana dua orang atau lebih bekerja sama mengoperasikan perusahaan untuk mendapatkan profit. Sama seperti perusahaan perseorangan, setiap sekutu (anggota persekutuan) memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. Persekutuan dapat dikelompokkan menjadi persekutuan komanditer dan firma.
Perseroan: Perseroan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh beberapa orang dan diawasi oleh dewan direktur. Setiap pemilik memiliki tanggung jawab yang terbatas atas harta perusahaan.
Koperasi: adalah bisnis yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya. Karateristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain adalah anggota koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.

Klasifikasi Bisnis

Bisnis mempunyai macam - macam tipe, sehingga bisnis dapat di kelompokkan secara berbeda - beda. yaitu :
Bisnis jasa adalah bisnis yang menghasilkan barang intangible, dan mendapatkan keuntungan dengan cara meminta bayaran atas jasa yang mereka berikan. Contoh bisnis jasa adalah konsultan dan psikolog.
Pengecer dan distributor adalah pihak yang berperan sebagai perantara barang antara produsen dengan konsumen. Kebanyakan toko dan perusahaan yang berorientasi-konsumen adalah distributor atau pengecer.
Bisnis pertanian dan pertambangan adalah bisnis yang memproduksi barang-barang mentah, seperti tanaman atau mineral tambang.• Bisnis finansial adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dari investasi dan pengelolaan modal.
Bisnis informasi adalah bisnis menghasilkan keuntungan terutama dari pejualan-kembali properti intelektual (intelellectual property).
Utilitas adalah bisnis yang mengoperasikan jasa untuk publik, seperti listrik dan air, dan biasanya didanai oleh pemerintah.
Bisnis real estate adalah bisnis yang menghasilkan keuntungan dengan cara menjual, menyewakan, dan mengembangkan properti, rumah, dan bangunan.
Bisnis transportasi adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dengan cara mengantarkan barang atau individu dari sebuah lokasi ke lokasi yang lain
Aspek - Aspek Bisnis

Selain mempunya klasifikisai, Bisnis juga mempunya aspek - aspek yag terdiri dari :
Keuntungan Individu dan Kelompok
Penciptaan Nilai
Penciptaan Barang dan Jasa
Keuntungan Melalui Transaksi

Fungsi Bisnis

Fungsi Mikro yaitu Kontribusi terhadap pihak yang berperan langsung.
Fungsi Makro yaitu Kontribusi terhadap pihak yang tidak berperan langsung.
Proses Bisnis

Proses bisnis adalah suatu kumpulan pekerjaan yang saling terkait untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu. Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa subproses yang masing-masing memiliki atribut sendiri tapi juga berkontribusi untuk mencapai tujuan dari semua prosesnya. Adapun karakteristik umum dari proses bisnis sebagai berikut :

Definitif: Suatu proses bisnis harus memiliki batasan, masukan, serta keluaran yang jelas.
Fungsi silang: Suatu proses umumnya, walaupun tidak harus, mencakup beberapa fungsi.
Keterkaitan: Suatu proses tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus terkait dalam suatu struktur organisasi.
Nilai tambah: Transformasi yang terjadi dalam proses harus memberikan nilai tambah pada penerima.
Pelanggan: Suatu proses bisnis harus mempunyai penerima hasil proses.
Urutan: Suatu proses bisnis harus terdiri dari aktivitas yang berurut sesuai waktu dan ruang.
 Pemilik proses adalah orang yang bertanggung jawab terhadap kinerja dan pengembangan berkesinambungan dari proses, juga dianggap sebagai suatu karakteristik proses bisnis.

Fungsi Dasar Bisnis

Bisnis juga mempunyai fungsi dasar, fungsi dasarnya adalah sebagai berikut :
Acquiring of raw material
Manufactoring of raw material
Distributing Product to Consumers
Mencari dan menemukan sumber bahan baku
Mengolah bahan baku menjadi produk jadi
Menyalurkan produk jadi ketangan konsumen
Konsep Lingkungan Bisnis

Konsep Lingkungan Bisnis merupakan Adalah sekumpulan faktor-faktor  tertentu yang akan mempengaruhi arah kebijakan dari suatu perusahaan dalam mengelola aktifitas bisnisnya. Faktor-faktor tersebut meliputi lingkungan eksternal yang dibagi dalam lingkungan jauh (makro) yaitu : Politik, Ekonomi, Sosbud dan teknologi, dan lingkungan industri, serta lingkungan internal yaitu meliputi aspek-aspek dan kebijakan internal didalam lingkungan perusahaan.

Peranan Teknologi Informasi Di Bidang Bisnis

Di bidang bisnis baik perdagangan barang maupun jasa komputer peranan teknologi informasi akan sangat penting untuk kegiatan transaksi baik rutin, periodik, maupun insidental dan menyediakan banyak informasi dengan cepat dan tepat.


Di perusahaan dagang, seperti department store, telah dipergunakan mesin cash register (mesin kasir) yang dilengkapi dengan kendali komputer sehingga mesin tersebut dapat dikendalikan oleh pihak manajer hanya dari ruang kerjanya secara cepat dan tepat, untuk scanning barcode kode barang dagangan, menghitung laba rugi, inventaris, dan sebagainya.
Di bidang perbankan, salah satu solusi sistem informasi perbankan telah diperkenalkan oleh perusahaan besar seperti Hewlett-Packard (HP), yang bekerja sama dengan Infosys telah memperkenalkan solusi core banking, yang disebut Finacle kepada bank-bank di Indonesia. Finacle memberikan solusi bagi bank yang ingin melakukan up-grade terhadap sistem yang telah mereka miliki. Dengan menggunakan Finacle, up-grade sistem bisa dilaksanakan dengan resiko investasi maupun kegagalan migrasi yang rendah. Ini penting bagi bank-bank agar mampu menghadapi siklus bisnis yang selalu berubah. Dengan solusi terpadu ini – berupa software dan hardware, jaringan, sistem integrasi, serta opsi consulting dan outsourcing – bank juga akan memiliki nilai tambah sehingga menjadi lebih kompetitif.

Bisnis Online

        Perusahaan yang menggeluti bidang bisnis online lama kelamaan akan mulai bermunculan dan senantiasa berkembang, khususnya di bidang internet. Beberapa tahun terakhir ini bisnis online semakin marak dimana banyaknya faktor faktor pendukung seperti situs-situs jejaring sosial, forum-forum, web-blog, serta komunitas  komunitas dunia maya bisa juga melalui website pribadi.  adapun stretegi yang dibutuhkan antara lain:

1. Rancang Bisnis dengan Cermat

    Rancang rencana bisnis online kita dengan cermat. Pertimbangkan segala aspek seperti target pasar, kemampuan pesaing, sumber daya,resiko dan perkembangan bisnis yang ingin ada jalankan bagaimana membangun loyalitas konsumen atau menjalin kemitraan strategis. Pakai referensi memadai, misalnya belajar dari situs bisnis di internet atau pun buku yang mendukung.

2. Temukan Sasaran Pasar Spesifik

    Bisa jadi ide bisnis online kita brilian, namun itu tak ada artinya jika tidak ada sasaran pasar yang spesifik. Temukan celah pasar yang belum digarap pesaing. Jika Anda bertarung dengan pemain besar, pastikan bisnis Anda memiliki diferensiasi yang menarik konsumen.

3. Cari Sumber Keuangan

    Rencanakan dari mana kita akan mendapat modal sebagai sumber dana bisnis online. Pinjaman bank bisa jadi pilihan yang baik. Jangan lupa untuk membuat administrasi keuangan yang rapi sehingga arus keluar masuk tampak jelas.

4. Buat Situs yang Handal

   Kita memang bisa memanfaatkan blog yang gratis untuk memulai bisnis. Namun jika berniat serius, belilah domain dan sewa perancang situs yang handal. Pastikan situs kita tidak rumit, memudahkan pengakses serta selalu update.

5. Promosi Jitu

    Salah satu aspek terpenting dalam bisnis online adalah promosi yang jitu. Bisa dicoba bermacam metode, misalnya via Google AdWords di mana pengiklan hanya membayar sesuai jumlah pengakses situsnya. Manfaatkan pula e-mail atau situs jejaring untuk mempromosikan bisnis kita pada banyak orang.

6. Permudah Transaksi Konsumen

    Konsumen harus dimudahkan dalam melakukan transaksi dan pemesanan di situs Anda. Berikan pula tingkat keamanan situs yang memadai sehingga konsumen percaya detail identitas mereka tidak bocor. Tanpa transaksi dari konsumen, bisnis kita pasti ambruk.

7. Motivasi untuk Terus Maju

    Selalu butuh waktu agar bisnis internet berkembang. Sebagai entrepeneur online, Anda perlu energi, antusiasme, determinasi, dan gairah untuk maju. Perlu disadari bahwa sukses besar di bisnis internet cukup langka. Namun tak perlu pula kecil hati karena cerita kesuksesan bisnis online sudah amat banyak.

Contoh dari Bisnis Informatika

Berikut ini adalah contoh - contoh dari bisnis informatika diantaranya sebagai berikut :

1. E-commerce

    Istilah ini sebenarnya sudah tidak asing lagi di kalangan bisnis dan informatika. karena e-commerce ini merupakan suatu suatu usaha yang berkaitan dengan jual beri produk dengan menggunakan media online (internet). Seperti yang sudah dikenal banyak orang saat ini yaitu tokobagus.com, amazon.com, lipposhop.com, dan beberapa situs lainnya. Selain itu, online shop yang banyak di jejaring sosial seperti facebook ataupun twitter juga termasuk ke dalam contoh e-commerce.
Dalam berbelanja secara online ini tentunya memiliki dampak positif dan negatif. Secara positif kita hanya tinggal membuka internet, memesan, transfer, beres lah sudah berbelanja. namun negatifnya yaitu ada saja oknum-oknum yang jahat yang berniat menipu, ataupun gambar tidak sama dengan aslinya. dll

2. Jasa Warnet
    
    Tidak asing lagi bukan dengan warnet? hampir di setiap ruas jalan ada warnet. inilah salah satu contoh sudah maraknya internet di kalangan masyarakat. Jasa warnet ini pun termasuk ke dalam contoh bisnis informatika, karena di warnet menyediakan jasa game online, browsing, chating dan hal lainnya yang tentu saja menggunakan teknologi informatika yaitu internet.

Sumber - Sumbernya :
http://nd4hqiut3.blogspot.com/2010/11/pengantar-bisnis-informatika.html
http://ekobudiarso33.wordpress.com/2011/10/20/pengantar-bisnis-informatika/
http://bintangfebryanmarpaung.blogspot.com/2012/10/teori-pengantar-bisnis-informatika.html

http://saridr.blogspot.com/2012/10/teori-pengantar-bisnis-informatika.html

Senin, 05 Mei 2014

Jurnal Game Queen's Arrow

Pada kali ini saya disuruh mencari jurnal game, jurnal game saya berjudul " Queen's Arrow" untuk lebih lengkapnya, selamat membacanya

Game adalah  kegiatan yang kompleks yang didalamnya terdapat peraturan dan budaya serta sebagai hiburan untuk menghilangkan stress pada aktivitas setiap hari 

Queen's Arrow adalah suatu game panahan yang pemain utamanya adalah 7 gadis cantik dari berbagai negara.



GameplayAwal permainan, kita akan dihadapkan pada menu utama. Ada dua mode yang bisa kita pilih dari menu utama ini, antara lain Chalenge mode dan Game Mode. Pada Challenge Mode, kita diberi 10 anak panah, dan akumulasi dari tembakan kita akan dijumlahkan serta akan mendapatkan beberapa uang sebagai imbalannya. Pada Game mode, kita harus melawan semua tokoh sisanya (selain yang kita pilih). Saya tidak menemukan perbedaan signifikan setelah menamatkan satu orang, kecuali tulisan clear di bawah namanya.
Kontrol
Ada dua pilihan kontrol yang bisa diterapkan pada game ini. Satu adalah fungsi tilt, dimana kita akan menggerakkan indikator target kita dengan memiringkan perangkat kita ke berbagai arah. Selain itu juga ada fungsi touch, dimana kita harus menyentuh dan menggeser jari kita di permukaan layar untuk menggerakkan indikator.



Grafik & Audio
Dari sisi grafik, game ini sudah mempunyai kualitas grafik tinggi, karena dibuat dengan sisten 3D. 
Untuk kualitas audionya, game Queen's Arrow ( Archery ) ini terdapat sound effect menyebut skor yang kita dapat setelah menembakkan panah, Kemudian, terdapat background music 


Selanjutnya kita dapatkan score tertinggi lalu kita menangkan permainannnya 



Demikian jurnal yang saya buat, semoga bermanfaat bagi yang membacanya. Terima Kasih

Sumber : 
1. http://m.x-phones.com/blog/3826/queens-arrow-archery-game-shooting-dengan-tema-panahan
2. http://leonardosu.blogspot.com/2014/03/queens-arrow-game-anime-keren-yang-seru.html

Selasa, 15 April 2014

Polygon Modelling Pada Blender

Bab I

1.1   Latar Belakang

Ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini sangat berkembang, sehingga manusia dituntut agar dapat mengikuti perkembangannya. Terlihat dengan banyaknya bermunculan perangkat lunak untuk membuat suatu objek 2D atau 3D. Perangkat lunak yang sedang berkembang pada saat ini adalah aplikasi Blender. Blender menawarkan sesuatu yang menarik yaitu dengan menambahkan fitur-fitur pencahayaan. Versi blender rilis stabil saat ini yaitu 2.64a, versi sebelumnya adalah 2.63a yang di rilis pada mei 2012. Pada saat ini banyak sekali film animasi yang semakin memperlihatkan resolusi yang tinggi yang menciptakan karya yang begitu realistic.

Film-film animasi yang menggunakan perangkat lunak Blender ini yaitu Big Buck Bunny, Sintel, Tears Of Steel dan masih banyak lagi. Grafik komputer 3 dimensi biasa disebut 3D atau adalah bentuk dari benda yang memiliki panjang, lebar, dan tinggi. Grafik 3 Dimensi merupakan teknik penggambaran yg berpatokan pada titik koordinat sumbu x(datar), sumbu y(tegak), dan sumbu z(miring).Representasi dari data geometrik 3 dimensi sebagai hasil dari pemrosesan dan pemberian efek cahaya terhadap grafika komputer 2D. Tiga Dimensi, biasanya digunakan dalam penanganan grafis. 3D secara umum merujuk pada kemampuan dari sebuah video card (link). Saat ini video card menggunakan variasi dari instruksi-instruksi yang ditanamkan dalam video card itu sendiri (bukan berasal dari software) untuk mencapai hasil grafik yang lebih realistis dalam memainkan game komputer. Film tersebut menunjukan bahwa film animasi sekarang semakin berkembang, sehingga muncul banyak sekali perangkat lunak 3D lainnya.

Bab II

Landasan Teori

Dasar Metode Modeling 3D Ada beberapa metode yang digunakan untuk pemodelan 3D. Ada jenis metode pemodelan obyek yang disesuaikan dengan kebutuhannya seperti dengan nurbs dan polygon ataupun subdivision. Modeling polygon merupakan bentuk segitiga dan segiempat yang menentukan area dari permukaan sebuah karakter. Setiap polygon menentukan sebuah bidang datar dengan meletakkan sebuah jajaran polygon sehingga kita bisa menciptakan bentuk-bentuk permukaan. Untuk mendapatkan permukaan yang halus, dibutuhkan banyak bidang polygon. Bila hanya menggunakan sedikit polygon, maka object yang didapat akan terbagi sejumlah pecahan polygon. Sedangkan Modeling dengan NURBS (Non-Uniform Rational Bezier Spline) merupakan metode paling populer untuk membangun sebuah model organik. Kurva pada Nurbs dapat dibentuk dengan hanya tiga titik saja. Dibandingkan dengan kurva polygon yang membutuhkan banyak titik (verteks) metode ini lebih memudahkan untuk dikontrol. Satu titik CV (Control verteks) dapat mengendalikan satu area untuk proses tekstur.

Ada Beberapa Metode Yang Digunakan Untuk Pemodelan 3D Metode pemodelan obyek disesuaikan dengan kebutuhannya seperti dengan nurbs dan polygon ataupun subdivision. Modeling polygon merupakan bentuk segitiga dan segiempat yang menentukan area dari permukaan sebuah karakter. Setiap polygon menentukan sebuah bidang datar dengan meletakkan sebuah jajaran polygon sehingga kita bisa menciptakan bentuk-bentuk permukaan. Untuk mendapatkan permukaan yang halus, dibutuhkan banyak bidang polygon. Bila hanya digunakan sedikit polygon, maka object yang didapatkan akan terbagi menjadi pecahan-pecahan polygon. Sedangkan Modeling dengan Nurbs (Non-Uniform Rational Bezier Spline) adalah metode paling populer untuk membangun sebuah model organik. Hal ini dikarenakan kurva pada Nurbs dapat dibentuk dengan hanya tiga titik saja. Dibandingkan dengan kurva polygon yang membutuhkan banyak titik (verteks) metode ini lebih memudahkan untuk dikontrol. Satu titik CV (Control verteks) dapat mengendalikan satu area untuk proses tekstur.

Pembangunan jerat poligonal

Dalam geometri Euclidean , setiap tiga poin non - collinear menentukan pesawat. Untuk alasan ini , segitiga selalu menghuni satu pesawat . Hal ini tidak selalu benar poligon lebih kompleks , namun. Sifat datar segitiga memudahkan untuk menentukan permukaan mereka normal, vektor tegak lurus tiga dimensi ke permukaan segitiga . Normals permukaan berguna untuk menentukan transportasi cahaya dalam ray tracing , dan merupakan komponen kunci dari model shading Phong populer . Beberapa sistem render menggunakan normals simpul bukan normals wajah untuk menciptakan sistem pencahayaan yang lebih baik - melihat biaya lebih pengolahan. Perhatikan bahwa setiap segitiga memiliki dua normals wajah , yang berada di garis yang sama tetapi berlawanan satu sama lain . Dalam banyak sistem hanya salah satu dari normals ini dianggap sah - sisi lain dari poligon disebut sebagai backface , dan dapat dibuat terlihat atau tidak terlihat tergantung pada keinginan programmer .

Banyak program pemodelan tidak benar-benar menegakkan teori geometris , misalnya , adalah mungkin untuk dua simpul untuk memiliki dua sisi yang berbeda menghubungkan mereka , menempati persis lokasi spasial yang sama . Hal ini juga mungkin untuk dua simpul untuk ada pada koordinat ruang yang sama , atau dua wajah untuk ada di lokasi yang sama . Situasi seperti ini biasanya tidak diinginkan dan banyak paket mendukung fungsi auto - pembersihan . Jika auto - pembersihan tidak hadir, namun, mereka harus dihapus secara manual .

Sekelompok poligon yang dihubungkan oleh shared simpul disebut sebagai mesh . Dalam rangka untuk mesh untuk tampil menarik ketika diberikan , diharapkan bahwa itu non-self - memotong , yang berarti bahwa tidak ada tepi melewati poligon . Cara lain untuk melihat hal ini adalah bahwa mesh tidak bisa menembus sendiri . Hal ini juga diharapkan bahwa mesh tidak mengandung kesalahan seperti simpul dua kali lipat , tepi, atau wajah . Untuk beberapa tujuan penting bahwa mesh menjadi berjenis - yaitu , bahwa itu tidak mengandung lubang atau singularitas ( lokasi di mana dua bagian yang berbeda dari mesh dihubungkan dengan simpul tunggal) .

operasi

Ada jumlah yang sangat besar operasi yang dapat dilakukan pada jerat poligonal . Beberapa kira-kira sesuai dengan manipulasi dunia nyata objek 3D , sementara yang lainnya tidak .

Operasi poligonal mesh :
Creations - Membuat geometri baru dari beberapa objek matematika lainnya
Loft - menghasilkan mesh dengan menyapu bentuk sepanjang jalan
Extrude - sama seperti loteng , kecuali jalan selalu garis
Revolve - menghasilkan mesh oleh revolving ( berputar ) bentuk sekitar sebuah sumbu
Marching kubus - algoritma untuk membangun mesh dari fungsi implisit

Binary Creations - Membuat mesh baru dari operasi biner dua jerat lainnya
Add - Selain boolean dua jerat
Kurangi - boolean pengurangan dua jerat
Perpotongan - boolean persimpangan
Union - boolean penyatuan dua jerat
Lampirkan - melampirkan satu jala yang lain ( menghapus permukaan interior )
Talang - membuat permukaan miring yang mulus menghubungkan dua permukaan

Deformasi - Pindahkan hanya verticies dari mesh
Cacad - verticies bergerak sistematis ( sesuai dengan fungsi atau aturan tertentu )
Tertimbang Deform - verticies bergerak berdasarkan bobot lokal per vertex
Morph - bergerak verticies lancar antara sumber dan target jala
Bend - verticies pindah ke " menekuk " objek
Putar - verticies pindah ke " memutar " objek

Manipulasi - Memodifikasi geometri mesh , tetapi belum tentu topologi
Menggantikan - memperkenalkan geometri tambahan berdasarkan "peta perpindahan " dari permukaan
Sederhanakan - verticies sistematis hapus dan rata-rata
Membagi - halus mesh kursus dengan pengelompokan mesh ( Catmull - Clark , dll )
Convex Hull - menghasilkan jala lain yang minimal membungkus mesh diberikan (berpikir shrink -wrap )
Potong - membuat lubang di permukaan jala
Stitch - menutup lubang di permukaan jala

Pengukuran - Hitung beberapa nilai mesh
Volume - menghitung volume 3D mesh ( diskrit volumetrik integral)
Luas Permukaan - menghitung luas permukaan mesh (permukaan diskrit integral)
Collision Detection - menentukan apakah dua jerat kompleks dalam gerak telah bertabrakan
Fitting - membangun permukaan parametrik ( NURBS , bicubic spline ) dengan pas ke mesh yang diberikan
Point- Permukaan Jarak - menghitung jarak dari titik untuk mesh
Line- Permukaan Jarak - menghitung jarak dari baris ke mesh
Line- Permukaan Intersection - menghitung perpotongan garis dan mesh
Lintas Bagian - menghitung kurva diciptakan oleh penampang pesawat melalui mesh
Centroid - menghitung massa , geometris pusat , mesh
Center- of -Mass - menghitung pusat massa , titik keseimbangan , mesh
Circumcenter - menghitung pusat lingkaran atau bola melampirkan unsur mesh
Incenter - menghitung pusat lingkaran atau bola tertutup oleh unsur mesh

Blender

Sejarah Blender 3D berwal dari ciptaannya Ton Roosendaal, Tahun 1988 ia merupakan pendiri the Dutch animation studio NeoGeo. Studio ini berpusat terhadap pembuatan animasi 3D yang bermarkas di Belanda. Pada awal perkembangannya studio ini mengalami pertumbuhan yang sangat cepat dan menjadi perusahaan animasi 3D terbesar di Belanda. Di tahun 1995 Ton Roosendal menulis ulang projectnya sehimgga diberi judul Blender, nama yang digunakan sampai saat ini.

Dalam perkembangannya, Blender sempat mengalami kebangkrutan di tahun 2002 dikarenakan investor menutup kontribusinnya dalam pengembangan software ini. Disaat itu juga para komunitas pengguna di bulan mei 2002 tidak menyetujui jika software berbasis 3D tersebut menghilang begitu saja. Dalam mencegah kebangkrutan itu Ton membentuk "Blender Foundation" Yayasan Nirlaba dengan tujuan mempromosikan Blender sebagai proyek Open Source.

Pada Oktober 2002, Blender untuk pertama kalinya dirilis dengan ketentuan GNU (General Public License), sejak saat itu juga bermunculan investor dalam pengembangan Blender 3D sehingga menjadi sofware pembentuk animasi 3D yang handal hingga saat sekarang ini. Adapun mega proyek yang pernah dibuat dengan Blender 3D yaitu : Pembuatan Movie "Elephant Dream", Pembuatan Peach "Big Buck Bunny", Pembuatan Game "YoFrankie!" 2008, Film Pendek "Sintel" 2010.

Ekstensi

Setelah mesh poligonal telah dibangun , langkah lebih lanjut harus dilakukan sebelum itu berguna untuk game , animasi , dll Model harus dipetakan tekstur untuk menambah warna dan tekstur ke permukaan dan itu harus diberi kerangka untuk animasi . Jerat juga dapat diberikan bobot dan pusat gravitasi untuk digunakan dalam simulasi fisik .

Untuk menampilkan model di layar komputer di luar lingkungan pemodelan , perlu untuk menyimpan model yang di salah satu format file yang tercantum di bawah ini , dan kemudian menggunakan atau menulis sebuah program yang mampu memuat dari format tersebut. Dua metode utama menampilkan model poligon 3d OpenGL dan Direct3D . Kedua metode ini dapat digunakan dengan atau tanpa dipercepat kartu grafis 3d .

Kemampuan Pada Blender

Blender dapat digunakan untuk membuat animasi 3dimensi . Perangkat lunak ini juga memiliki fitur untuk membuat permainan. Blender tersedia untuk berbagai sistem operasi, seperti: Microsoft Windows, Linux, Mac OS X pun bisa. Fitur Blender tidak kalah dengan aplikasi-aplikasi desain berbayar seperti 3d Studio Max, dan lainnya. Kemampuannya menciptakan modeling, compositing sampai animating tergolong sangat baik. Kelemahan software ini adalah interface dan logika tools yang berbeda dengan commercial 3D software umumnya. Blender memiliki beberapa fitur yang menjanjikan sebagai aplikasi gratis :

1. Sudah termasuk user friendly, mudah digunakan.

2. Tool meliputi modeling, UV mapping, texturing, rigging, skinning, animasi, particle dan simulasi lainnya, scripting, rendering, compositing, post production dan game creation.

3. Cross Platform, dapat digunakan hampir disemua sistem operasi.

4. Kualitas grafis dan rendering sangat bagus, mudah dikerjakan, dan efisien.

5. Karena gratis, banyak dukungan di forum-forum sesama desainer yang menggunakan blender.

Panel Pada Blender

Blender terdapat 3 panel utama :

1. Menu

Ada beberapa fungsi dari jendela blender yaitu :

a. Header : merupakan menu utama blender (terdiri dari file, add, render, help)

b. 3D view : tampilan objek secara 3 dimensi

c. outlines : outliner adalah struktur suatu objek atau data

d. Properties : Panel modifikasi/parameter suatu objek

e. Timeline : Untuk playback animasi/video

Fungsi menu 3D view:

1. Toolbar : Toolbar bersifat dinamis sesuai kontek dari objek atau perintah.

2. Perspektif/ortho : Keterangan tampilan perspektif/ortho

3. Properties : Panel properties untuk fungsi tertentu dari 3D view/objek

4. Camera : Objek kamera untuk sudut pandang

5. Cube : Objek mesh (kubus)

6. 3D Manipulator : Manipulator 3D untuk geser, putar, dan skala objek

7. Lamp : Objek lampu untuk memberi penerangan

8. Operator : Untuk menampilkan opsi yang sedang aktif

9. Editor Type : Tipe editor window untuk memilih fungi

10. 3D Widget : 3D manipulator widget

11. Mode : Mode objek untuk memperlakukan objek dalam fungsi khusus

12. Viewport Shading : Untuk display objek

13. Pivot Point : Digunakan untuk memilih pivot point

14. Orientation : Untuk orintasi transformasi objek

15. Proportional Editing : Mengolah objek secara proporsional dalam mode edit

16. Snap Element : Fungsi snapping dalam transformasi

17. Layar : Menempatkan objek dalam lapisan tertentu

18. Render Preview : Rendel openGL gambar/animasi

Shortcut-shortcut pada blender, Manipulasi Tampilan Numpad :

1. Tampilan dari depan Numpad

2. Merotasi tampilan ke bawah Numpad

3. Tampilan dari samping Numpad

4. Merotasi tampilan ke samping kiri Numpad

5. Tampilan perspektif/orthogonal Numpad

6. Merotasi tampilan ke samping kanan Numpad

7. Tampilan dari atas Numpad

8. Merotasi tampilan ke atas Shift+MMB : Menggeser tampilan (pan) Ctrl+MMB : Zoom in/zoom out MMB : Rotasi tampilan C : Menempatkan tampilan ke tengah D : Menu tampilan bounding box, shaded atau wire mode Z : Solid/wire view

Manipulasi Objek Space : Membuka menu toolbox Shift+S : Snap to Tab : Masuk ke edit mode/objek mode RMB : Seleksi objek G : Meng “grap” objek A : Seleksi/melepas seluruh objek/elemen R : Merotasi Objek S : Scale objek/elemen Shift+D : Copy objek/elemen X/Del : Menghapus pilihan M : Memindahkan objek pada layer pilihan Ctrl+LMB: Membuat vertex baru(editing mode) F : Membuat face baru(editing mode) E : Extrude(editing mode) Shift+O : Sharp/smooth falloff W : Operasi-operasi special B : Seleksi kotak, tahan/tekan 2 kali untuk seleksi lingkaran U : Undo Ctrl+P : Sharp corner (untuk curve/NURBS editing) Ctrl+P : memparent sebuah objek pada objek objek lainnya(objek mode) Alt+P : Menghilangkan parent dari sebuah objek Ctrl+N : Recalculate normal, memperkirakan arah face yang benar

Animasi I : Menampilkan menu insert key Alt+A : Menampilkan preview animasi Ctrl+P : Sharp corner(untuk keyframe editing pada IPO window)

2. View Port

Fungsi menu 3D view: Toolbar :

1. Toolbar bersifat dinamis sesuai kontek dari objek atau perintah.

2. Perspektif/ortho : Keterangan tampilan perspektif/ortho Properties : Panel properties untuk fungsi tertentu dari 3D view/objek Camera : Objek kamera untuk sudut pandang Cube : Objek mesh (kubus) 3D Manipulator : Manipulator 3D untuk geser, putar, dan skala objek Lamp : Objek lampu untuk memberi penerangan Operator : Untuk menampilkan opsi yang sedang aktif Editor Type : Tipe editor window untuk memilih fungi 3D Widget : 3D manipulator widget Mode : Mode objek untuk memperlakukan objek dalam fungsi khusus Viewport Shading : Untuk display objek Pivot Point : Digunakan untuk memilih pivot point Orientation : Untuk orintasi transformasi objek Proportional Editing : Mengolah objek secara proporsional dalam mode edit Snap Element : Fungsi snapping dalam transformasi Layar : Menempatkan objek dalam lapisan tertentu Render Preview : Rendel openGL gambar/animasi

3. Tool Button

Berikut beberapa tools button yang biasa digunakan pada Blender :

1. Translate manipulator Mode berfungsi untuk mengambil objek.

2. Disimbolkan segitiga merah, bila menggunakan keyboard bisa secara langsung menekan Ctrl+Alt+G.

3. Rotate manipulator mode berfungsi untuk memutar objek.

4. Disimbolkan berupa lingkaran hijau, bila menggunakan keyboard bisa secara langsung menekan Ctrl+Alt+R.

5. Scale manipulator mode berfungsi untuk memperbesar dan memperkecil objek.

6. Disimbolkan berupa persegi biru, bila menggunakan keyboard bisa secara langsung menekan Ctrl+Alt+S.

7. Transform Orientation berfungsi untuk mengabungkan beberapa objek.

8. Rotating/ Scaling pivot berfungsi memutar dan memperbesar atau memperkecil pada areapivot, pivot merupakan titik pusat suatu objek.

9. Disimbolkan berupa titik hitam dengan tanda panah. Pivot adalah titik pusat dari suatu objek, secara default pada blender kita menggunakan Median Point

10. Modeling berfungsi untuk membuat model 3D awal.

11. UV Maping berfungsi untuk memindahkan objek berdasarkan vertex.

12. Texturing Adalah pembuatan textur pada objek bisa dengan meload gambar dari kita sendiri, ataupun dari bawaan blender.

13. Rigging berfungsi untuk pembuatan tulang atau bones pada objek.

14. Skinning berfungsi untuk pembuatan kulit pada objek atau model.

15. Animasi berfungsi untuk pembuatan animasi atau objek bergerak secara timeline/ waktu.

16. Particle berfungsi untuk pembuatan particle pada objek atau model.

Hotkey

Hotkey merupakan tombol shortcut pada keyboard yang biasa digunakan pada Blender. Yang perlu diketahui, pada keyboard terdapat dua kelompok angka yaitu angka yang terdapat pada Main Keyboard dan angka pada Numpad. Berikut penjelasannya :

1. Angka 0 sampai 1 pada main keyboard menunjukkan urutan layer pada Blender.

2. Objek yang ada pada layer aktiflah yang akan di render. Sedangkan angka pada numpad memiliki fungsi yang berbeda.

3. Angka-angka pada numpad akan membawa perubahan pada view scene. Keterangan fungsi angka pada numpad, sebagai berikut: 1= Front 2= Memutar view ke depan 3= Right 4= Memutar view ke kiri 5= View persp/ortho. Untuk menampilkan view secara perspektif atau ortografi 6= Memutar view ke kanan 7= Top 8= Memutar view ke belakang 0= Camera

- Penambahan Objek Kedalam Scene

Dalam pembahasan kali ini, diberikan penjelasan tentang bagaimana membuat sebuah obyek sederhana pada Blender. Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat sebuah obyek. Letakkan kursor pada area kerja blender, kemudian tekan spasi untuk menampilkan menu. Kemudian pilih “Add” lalu “Mesh” dan pilih “UV Sphere”.

- Manipulasi Objek

Sebelum memasuki modifier, perlu diketahui bahwa didalam blender terdapat 2 mode yang sering digunakan dalam pengolahan sebuah obyek, yaitu : “edit mode” dan “object mode”. Untuk bisa berpindah-pindah diantara kedua mode tersebut, cukup menggunakan TAB. “edit mode” berfungsi untuk melakukan pengolahan terhadap tiap-tiap vertices yang terdapat pada sebuah obyek, sedangkan “object mode” berfungsi untuk melakukan pengolahan terhadap obyek secara keseluruhan.

- Sebelum melakukan perubahan bentuk pada sebuah obyek, ada baiknya untuk mempelajari bagaimana melakukan perpindahan, perputaran, dan perskalaan pada sebuah obyek. Tiga modifier utama pada “object mode” adalah :

- “G” key , berfungsi untuk memindahkan sebuah obyek. “S” key , berfungsi untuk mengatur ukuran sebuah obyek. “R” key , berfungsi untuk merotasi sebuah obyek. Selain itu, bisa juga menggunakan “transform widget menu” untuk melakukan perpindahan, rotasi dan pengaturan ukuran pada sebuah obyek.

- Edit Mode

Setelah membuat sebuah obyek melalui “object mode”, dengan menekan TAB, maka akan berubah menjadi “edit mode”. Disinilah sebuah obyek dapat diubah bentuknya sesuai yang diinginkan.

Pada “edit mode”, vertex lah yang berperan penting dalam pengolahan sebuah bentuk obyek. Untuk memilih vertex yang diinginkan cukup dengan meng-Klik kanan vertex yang diinginkan. Sedangkan jika ingin memilih beberapa vertex sekaligus dapat dilakukan dengan cara menekan tombol Shift diikuti dengan meng-Klik kanan beberapa vertex. Bisa juga dengan menekan tombol “B” lalu drag sesuai dengan keinginan sambil menahan klik kiri mouse.

- Blender juga memiliki beberapa jenis pemilihan pada “edit mode” : yaitu pemilihan berdasarkan vertex, pemilihan berdasarkan edge dan pemilihan berdasarkan face.

- Pemecahan Area Window

Tampilan standar blender terbagi dalam 3 area , user preference window di bagian atas, 3d window dibagian tengah dan button window di bagian bawah. Satu hal yang sangat menarik dari blender adalah interfacenya yang bisa diubah-ubah sesuai dengan keinginan kita. Anda bisa mengubah ukuran dari tiap area ini dengan menggunakan klik kiri kursor dan menggeser batas antar window sesuai keinginan kita. Anda juga bisa memecah area ini menjadi beberapa bagian dengan menempatkan kursor pada batas window, tekan klik kanan kursor kemudian pilih “split area”. Dengan cara yang sama, pilih “join area” untuk menggabungkan dua window yang terpisah.

Tools Pada Blender

Sekarang kita bahas beberapa tools buton tools untuk membuat animasi pada Blender :

1. Translate manipulator Mode : berfungsi untuk mengambil objek

2. Rotate manipulator mode : berfungsi untuk memutar objek.

3. Scale manipulator mode : berfungsi untuk memperbesar dan memperkecil objek.

4. Transform Orientation : berfungsi untuk mengabungkan beberapa objek.

5. Rotating/ Scaling pivot : berfungsi memutar dan memperbesar atau memperkecil pada area pivot, pivot merupakan titik pusat suatu objek.

6. Modeling : berfungsi untuk membuat model 3D awal.

7. UV Maping : berfungsi untuk memindahkan objek berdasarkan vertex.

8. Terxturing: pembuatan texture pada objek.

9. Rigging : pembuatan tulang atau bones pada objek.

10. Skinning : pembuatan kulit pada objek.

11. Animasi : pembuatan animasi atau objek bergerak secara timeline/ waktu.

Kelebihan Blender

Blender adalah salah satu software open source yang digunakan untuk membuat konten multimedia khusunya 3Dimensi, ada beberapa kelebihan yang dimiliki Blender dibandingkan software sejenis. Berikut beberapa kelebihannya:
Open Source Blender merupakan salah satu software open source, dimana kita bisa bebas memodifikasi source codenya untuk keperluan pribadi maupun komersial, asal tidak melanggar GNU General Public License yang digunakan Blender.
Multi Platform Karena sifatnya yang open source, Blender tersedia untuk berbagai macam operasi sistem seperti Linux, Mac dan Windows. Sehingga file yang dibuat menggunakan Blender versi Linux tak akan berubah ketika dibuka di Blender versi Mac maupun Windows. Update Dengan status yang Open Source, Blender bisa dikembangkan oleh siapapun. Sehingga update software ini jauh lebih cepat dibandingkan software sejenis lainnya. Bahkan dalam hitungan jam, terkadang software ini sudah ada update annya. Update an tersebut tak tersedia di situs resmi blender.org melainkan di graphicall.org Free Blender merupakan sebuah software yang Gratis Blender gratis bukan karena tidak laku, melainkan karena luar biasanya fitur yang mungkin tak dapat dibeli dengan uang, selain itu dengan digratiskannya software ini, siapapun bisa berpartisipasi dalam mengembangkannya untuk menjadi lebih baik. Gratisnya Blender mendunia bukan seperti 3DMAX/ Lainnya yang di Indonesia Gratis membajak . Tak perlu membayar untuk mendapatkan cap LEGAL. Karena Blender GRATIS dan LEGAL Lengkap Blender memiliki fitur yang lebih lengkap dari software 3D lainnya. Coba cari software 3D selain Blender yang di dalamnya tersedia fitur Video editing, Game Engine, Node Compositing, Sculpting. Bukan plugin, tapi sudah include atau di bundling seperti Blender. Ringan Blender relatif ringan jika dibandingkan software sejenis. Hal ini terbuti dengan sistem minimal untuk menjalankan Blender. Hanya dengan RAM 512 dan prosesor Pentium 4 / sepantaran dan VGA on board, Blender sudah dapat berjalan dengan baik namun tidak bisa digunakan secara maksimal. Misal untuk membuat highpolly akan sedikit lebih lambat. Komunitas Terbuka Tidak perlu membayar untuk bergabung dengan komunitas Blender yang sudah tersebar di dunia. Dari yang newbie sampai yang sudah advance terbuka untuk menerima masukan dari siapapun, selain itu mereka juga saling berbagi tutorial dan file secara terbuka. Salah satu contoh nyatanya adalah OPEN MOVIE garapan Blender Institute.

BAB III
Bentuk Sederhana dari Grafik Komputer

1. Grafik Komputer Dua Dimensi
Grafik komputer 2 dimensi biasa disebut dengan 2D atau bidang adalah bentuk dari benda yang memiliki panjang dan lebar. Grafik 2 Dimensi merupakan teknik penggambaran yang berpatokan pada titik koordinat sumbu x (datar) dan sumbu y (tegak). Agar dapat tampil dengan sempurna, gambar yang akan ditampilkan dengan teknik ini harus memiliki nilai koordinat x dan y minimum 0 dan maksimum sebesar resolusi yang digunakan.

2. Grafik Komputer Tiga Dimensi
Grafik komputer 3 dimensi biasa disebut 3D atau adalah bentuk dari benda yang memiliki panjang, lebar, dan tinggi. Grafik 3 Dimensi merupakan teknik penggambaran yg berpatokan pada titik koordinat sumbu x(datar), sumbu y(tegak), dan sumbu z(miring).Representasi dari data geometrik 3 dimensi sebagai hasil dari pemrosesan dan pemberian efek cahaya terhadap grafika komputer 2D. Tiga Dimensi, biasanya digunakan dalam penanganan grafis. 3D secara umum merujuk pada kemampuan dari sebuah video card (link). Saat ini video card menggunakan variasi dari instruksi-instruksi yang ditanamkan dalam video card itu sendiri (bukan berasal dari software) untuk mencapai hasil grafik yang lebih realistis dalam memainkan game komputer.

3. 2D dan 3D dalam Komputer Grafik
3.1. Komputer Grafik 2D
Grafik komputer 2D adalah sebuah generasi gambar digital berbasis komputer, yang kebanyakan mengambil objek-objek dua dimensi (2D). Model Grafik 2D merupakan kombinasi dari model geometri (juga disebut sebagai grafik vektor), gambar digital (raster graphics), fungsi matematika, dan sebagainya. Komponen-komponen ini dapat dimodifikasi dan dimanipulasi oleh transformasi geometri dua dimensi, seperti translasi, rotasi, dan dilatasi.
Cara yang paling mudah untuk membuat sebuah gambar 2D kompleks yaitu dimulai dengan sebuah "canvas" kosong yang diisi dengan warna latar tertentu, yang kemudian kita "draw", "paint", atau "paste" suatu warna kedalamnya, dengan urutan-urutan tertentu. Intinya, kanvas tersebut merupakan "frame buffer" atau bayangan dari layar komputer.
Model-model yang digunakan pada disain grafis 2D biasanya tidak mendukung bentuk-bentuk tiga-dimensi, atau fenomena yang bersifat tiga dimensi, seperti pencahayaan, bayangan, pantulan, refraksi, dan sebagainya. Namun demikian, mereka dapat membuat model berlapis-lapis (layer); nyata, translusen, dan transparan, yang dapat ditumpuk dalam urutan tertentu. Urutan tersebut biasanya didefinisikan dengan angka (kedalaman lapisan, atau jarak dari si penglihat).
Banyak antarmuka grafis atau yang kita kenal dengan GUI (Grapical User Interface) yang berbasiskan model grafis 2D. Software-software yang mendukung GUI dapat menciptakan "keadaan visual" dalam berinteraksi dengan komputer, sehingga para pengguna tidak selalu harus melihat tulisan. Grafik 2D juga penting bagi kendali peralatan-peralatan semacam printer, plotter, shredder, dan sebagainya. Mereka juga digunakan pada beberapa video dan games sederhana seperti solitaire, chess, atau mahjong. Namun, Grafika 2D memiliki kekurangan, yaitu : ketidakmampuannya untuk merepresentasikan objek 3D. Kekurangan ini sangat dirasakan terutama dalam bidang desain, dimana kebanyakan desainer membuat barang yang ada dalam dunia nyata yang berdimensi 3. Pada Grafik 2D ini tidak dibahas lebih lanjut karena permodelan poligon akan dibahas dalam komputer grafik 3D.

3.2. Komputer Grafik 3D
Grafik 3D merupakan perkembangan dari grafik 2D. Didalam grafika komputer, 3D merupakan bentuk grafik yang menggunakan representasi data geometri tiga dimensi. Suatu objek rangka 3D apabila disinari dari arah tertentu akan membentuk bayangan pada permukaan gambar. Proses pembuatan grafik komputer 3D dapat dibagi ke dalam tiga fase, yaitu 3D modeling yang mendeskripsikan bentuk dari sebuah objek, layout dan animation yang mendeskripsikan gerakan dan tata letak sebuah objek, dan 3D rendering yang memproduksi image dari objek tersebut.
Istilah atau Pengertian Grafik 3D adalah sebuah gambar,garis,lengkungan,dan sebagainya yang memiliki titik-titik yang menghubungkan menjadi sebuah bentuk 3D Di dalam dunia game, 3D secara umum merujuk pada kemampuan dari sebuah video card (link). Saat ini video card menggunakan variasi dari instruksi-instruksi yang ditanamkan dalam video card itu sendiri (bukan berasal dari software) untuk mencapai hasil grafik yang lebih realistis dalam memainkan game komputer. Rendering adalah proses untuk menghasilkan sebuah citra 2D dari data 3D. Prose ini bertujuan untuk untuk memberikan visualisasi pada user mengenai data 3D tersebut melalui monitor atau pencetak yang hanya dapat menampilkan data 2D .Dibandingkan dengan definisi dan kegunaan nya, penerapan grafik tiga dimensi dalam bidang komputer ini lebih sulit dibandingkan dengan grafik dua dimensi.
Polygon sebelum masuk pada permodelan tiga dimensi, ada beberapa hal yang harus dijelaskan secara mendasar, terutama pada poligon itu sendiri Poligon secara literal berarti banyak sudut. Dapat didefinisikan sebagai bangun datar yang terdiri dari susunan garis - garis yang yang membentuk sebuah sirkuit yang memiliki banyak sudut.

3.2.1 Macam-macam Poligon :
Poligon bias di bagi ke dalam empat kategori, yaitu:
• Poligon Terbuka. Poligon terbuka adalah poligon yang titik awal dan titik akhirnya merupakan titik yang berlainan (tidak bertemu pada satu titik).



• Poligon Tertutup. Poligon tertutup atau kring adalah poligon yang titik awal dan titik akhirnya bertemu pada satu titik yang sama.



• Poligon Bercabang. Poligon cabang adalah suatu poligon yang dapat mempunyai satu atau lebih titik simpul, yaitu titik dimana cabang itu terjadi.



• Poligon Kombinasi. Bentuk poligon kombinasi merupakan gabungan dua atau tiga dari bentuk-bentuk poligon yang ada.


Dalam pembuatan grafis tiga dimensi, pemodelan poligonal adalah metode untuk menciptakan model 3D dengan menghubungkan segmen garis melalui titik-titik dalam ruang 3D. Model poligonal sangat fleksibel dan dapat ditampilkan oleh komputer dengan sangat cepat. Kekurangannya polygonal modeling adalah tidak dapat membuat permukaan melengkung secara akurat sesuai dengan ukuran geometris yang tepat. Permukaan melengkung biasanya dibentuk melalui metode penghalusan (smoothing) yang dibentuk dari satu garis ke garis lainnya, atau dari satu poligon ke poligon lainnya. Oleh karena itu, polygonal modeling biasa dipergunakan untuk membuat model-model 3 Dimensi objek non geometris, seperti pada kartun, mahluk hidup, dan lain-lain.
Sebelum masuk lebih dalam ke dalam model poligonal tiga dimensi, ada beberapa istilah yang penting dalam permodelan poligonal ini, diantaranya :
• Vertex
Vertex adalah representasi sebuah titik ke dalam bidang tiga dimensi. Vertex tunggal disebut juga vertices. Vertex maupun vertices jika dalam bahasa sehari hari sering disebut sebagai simpul.
• Edge
Edge dalam bahasa inggris berarti tepi. Tepi atau edge dalam permodelan grafik ini merujuk pada garis yang menghubungkan dua vertices.
• Segitiga
Tiga buah vertex yang saling berhubungan satu sama lain membentuk sebuah bidang datar (plane) segitiga, inilah yang merupakan objek dasar dalam permodelan poligonal.
• Poligon
Seperti yang sudah dibahas diatas, poligon merupakan sebuah bangun datar yang memiliki banyak sudut. Namun dalam permodelan tiga dimensi, poligon merujuk pada kumpulan dari segitiga - segitiga yang membentuk bangun datar lain, atau bahkan bangun ruang yang kasar. Poligon yang lebih kompleks dapat membuat objek yang terdiri lebih dari 3 simpul. Sekelompok poligon, terhubung satu sama lain dengan simpul bersama, umumnya disebut sebagai elemen. Setiap poligon yang membentuk elemen disebut wajah (face) atau permukaan. Poligon adalah kumpulan dari wajah atau permukaan tersebut.
• Mesh atau wireframe
Mesh atau wireframe (jala) adalah kumpulan kumpulan dari poligon yang tersusun dan terhubung sedemikian sehingga membentuk sebuah objek tiga dimensi.
Permodelan poligon dalam grafik tiga dimensi merupakan sebuah cara yang sederhana. Dalam permodelan poligon ini, sebuah bangun ruang, atau objek tiga dimensi yang akan dibangun dapat dengan leluasa dibuat karena bagaimanapun juga, prinsip dari permodelan ini adalah menyusun sedemikian vertex dan tepi - tepi dengan bebas, tergantung dari pikiran si pembuat tersebut.

3.2.2 Teori Geometris dari Poligon
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, obyek dasar yang digunakan dalam pemodelan poligon ini adalah simpul (vertices), titik dalam ruang tiga dimensi. Dua simpul dihubungkan oleh sebuah garis lurus menjadi tepi (edge). Tiga simpul, terhubung satu sama lain dengan tiga tepi, mendefinisikan sebuah segitiga, yang merupakan poligon sederhana dalam ruang Euclidean.
Ruang Euclidean adalah sebuah ruang tiga dimensi dimana setiap titik yang berada di dalam ruang tersebut memiliki alamat - alamat berdasarkan koordinat - koordinat.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, obyek dasar yang digunakan dalam pemodelan poligon ini adalah simpul (vertices), titik dalam ruang tiga dimensi. Dua simpul dihubungkan oleh sebuah garis lurus menjadi tepi (edge). Tiga simpul, terhubung satu sama lain dengan tiga tepi, mendefinisikan sebuah segitiga, yang merupakan poligon sederhana dalam ruang Euclidean.
Ruang Euclidean adalah sebuah ruang tiga dimensi dimana setiap titik yang berada di dalam ruang tersebut memiliki alamat - alamat berdasarkan koordinat - koordinat.

3.2.3 Alur Proses Grafik Komputer 3D
• Menetapkan ruang model.
• Melakukan transformasi model yang berguna untukmenempatkan model pada sistem koordinat umum yang disebut ruang dunia (world space).
• Semua objek, sumber cahaya dan sudut pandang pengamat berada pada ruang dunia.
• Melakukan penolakan terhadap bagian - bagian yang tidak perlu dalam upaya optimisasi.
• Sumber cahaya dapat menyebabkan suatu objek dapat terlihat.
• Warna objek ditentukan dari properti material objek itu sendiri dan sumber cahaya pada tampilan tersebut.
• Algoritma illuminasi tergantung pada model bayangan ( shading model ) dan model permukaan (surface model).
• Transformasi pengamat merupakan bentuk lain dari koordinasi sistem tersebut.
• Memetakan titik - titik yang ada pada ruang dunia ke ruang mata.
• Posisi pengamat dapat ditransformasikan ke asal mulanya.
• Arah pengamat dapat diorientasikan sepanjang axis.
• Mendefinisikan suatu pengamatan volume.
• Membuat kliping pada tampilan object dalam gambaran volume 3D yang disebut viewing frustum.
• Selanjutnya mengeliminasi total pada object ( dan bagian object ) yang tidak visible bagi citra.
• Selanjutnya memproyeksikan ke dalam 2D.
• Mentransformasikan dari tuang mata ke ruang tampilan ( screen space ).
• Transformasi akhir, dari ruang koordinat tampilan ( screen - spce coordinate ) ke viewport coordinate.
• Tahap rasterasasi melakukan scan object dan mengkonversinya ke dalam pixel.
• Melakukan interpolasi ke dalam parameter.
• Melakukan beragam operasi 2D.

3.2.4 Pengamatan 3D
Bagaimana cara menetapkannya :
1. Dari sudut pandang mana kita memandang suatu object tersebut ?
2. Dimana kita dapat melihat object tersebut ?
3. Dengan cara seperti apa kita dapat melihat object tersebut ?
Pengamatan 3D dapat menyerupai suatu proses.
Pengambilan gambar dapat dilakukan melalui fotografi.
Analogi Kamera dan Transformasi adalah Transformasi Proyeksi yang menyesuaikan lensa kamera terhadap sudut pandang pararel atau proyeksi.
Transformasi Pandangan Tripod adalah posisi dan orientasi volume pandangan di dunia nyata dan Transformasi Model adalah menggerakkan model ransformasi terhadap Viewport yang berguna untuk memperbesar atau memperkecil fisik foto.

3.2.5 Hidden Surface Removal
• Bagaimana cara kita menampilkan suatu object yang saling bertumpang tindih sehingga pada akhirnya hanya bagian depan dengan pixel yang berkontribusi saja yang tampil ?
• Dapatkah kita melanjutkannya (memperbesar/memperkecil area yang bertumpang tindih) dan menghindari rasterisasi yang tidak diperlukan ?
• Dapatkah kita menangani objek yang transparant dan semi-transparant ?
Keterangan :
1. Gambar area berwarna abu - abu menunjukkan view area.
2. Gambar area berwarna merah menunjukkan fully visible area.
3. Gambar area berwarna kuning menunjukkan partiality visible area.
4. Gambar area berwarna putih menunjukkan area not visible at all
4. lluminasi
Illuminasi adalah perpindahan suatu energi (khususnya luminous flux dari cahaya yang terlihat) dari sumber cahaya ke suatu permukaan dari sebuah titik - titik. Bagaimana cara kita memodelkan suatu cahaya atau sinar? Bagaimana cara kita memodelkan pantulan dari permukaan yang dikenai oleh cahaya. Komponen Illuminasi :
• Sumber Cahaya
• Spektrum Daya Pancar/Emittance Spectrum (warna)
• Geometry (posisi dan arah)
• Pelemahan Arah/Directional Attenuation
• Properti Permukaan/Surface Properies
• Spektrum Pantulan/Reflectance Spectrum (warna) untuk beragam aspek illuminasi.
• Geometry (posisi,orientasi, dan struktur mikro)
• Penyerapan
5. Bayangan
Bayangan adalah proses penentuan warna dari semua pixel yang menutupi permukaan dengan menggunakan suatu model illuminasi.
Metodenya melliputi : Penentuan permukaan yang tampak pada setiap pixel, Perhitungan normal pada permukaan, dan Mengevaluasi intensitas cahaya dan warna menggunakan model illuminasi.
Metode pembuatan bayangan cukup mahal, untuk membuatnya lebih efisien dilakukan melalui kustomisasi untuk merepresentasikan permukaan yang spesifik.
Jaring poligon secara umum sering digunakan untuk merepresentasikan permukaan yang kompleks.
Informasi geometri yang tersedia hanyalah vertice dari poligon.
Interpolasi dari model bayangan dapat digunakan untuk meningkatkan substansi secara lebih efisien.
6. Ragam Teknik Bayangan
• Constant Shading
• Gouraud Shading
• Phong Shading

7. Clipping
7.1. Definisi Clipping
Dalam kehidupan sehari-hari saat kita ingin menggambar sesuatu pada sebuah bidang, tentunya kita tidak akan bisa menggambar melebihi bidang tersebut. Dengan kata lain suatu bidang gambar pasti memiliki batas wilayah maksisum.
Seperti halnya komputer, untuk melakukan proses penggambaran suatu objek di monitor, komputer tidak akan bisa menampilkan gambar melebihi batas maksimum yang telah ditentukan. Untuk dapat melakukan hal tersebut, maka digunakanlah proses clipping.
Clipping berasal dari kata clip, yang secara umum memiliki arti memotong. Dalam ilmu grafika komputer, clipping merupakan proses pemotongan objek sehingga hanya bagian objek yang berada di dalam area tampil(viewport) yang dapat dilihat oleh user, sedangkan bagian objek yang berada di luar area tampil akan disembunyikan.
Hal tersebut dilakukan agar proses perhitungan koordinat pixel pada layar tidak terlalu rumit. Tetapi sebelum melakukan proses clipping terlebih dahulu harus ditentukan bentuk dan ukuran clipping window, yaitu area dimana suatu objek dapat diproses dan ditampilkan. Clipping window dapat berupa segi empat, segi tiga, lingkaran, elips, poligon, dan lain-lain.
Proses clipping dapat digunakan untuk membuat aplikasi-aplikasi sebagai berikut :
• Identifikasi permukaan yang dapat dilihat dalam pandangan 3 Dimensi.
• Antialiasing segmen garis atau bagian suatu objek.
• Membuat objek dengan prosedur solid modelling.
• Menampilkan beberapa window.
• Membuat gambar dengan kemampuan memindahkan dan menghapus sebagian .
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk melakukan proses clipping, diantaranya adalah sebagai berikut :
• Vertex Clipping
• Line Clipping
• Polygon Clipping

7.1.1. Vertex Clipping (Clipping Titik)
Teknik yang digunakan untuk mengimplementasikan Vertex Clipping cukup sederhana yaitu dengan menggunakan rumus umum sebagai berikut :
Xmin \leq
x\leq
Xmax
Ymin \leq
y \leq
Ymax
Xmin, Xmax, Ymin, dan Ymax merupakan batas maksumum untuk clipping window yang berbentuk persegi empat dengan posisi standar. Agar teknik ini dapat di jalankan, kedia kondisi di atas harus terpenuhi. Jika ada sebuah titik yang tidak memenuhi kedua kondisi tersebut, maka titik tersebut tidak akan muncul pada viewport.

Contoh Kasus :
Terdapat 2 buah titik yaitu P1(2,2) dan P2(3,6) dengan Xmin = 1, Xmax = 5, Ymin = 1, dan Ymax=5.
Gambar di atas dapat dilihat bahwa titik P2 tidak memenuhi kedia kondisi umum dari vertex clipping berada sehingga titik P2 tidak akan di tampilkan. Clipping tidak dapat diaplikasikan pada scene yang menampilkan ledakan atau percikan air pada gelombang laut yang dibuat dengan mendistribusikan beberapa partikel.

7.1.2. Line Clipping (Clipping Garis)
Line Clipping diproses dengan melakukan inside - outside test, yaitu memeriksa kedua titik ujung dari garis tersebut. Berdasarkan tes tersebut garis dapat dikategorikan menjadi 4 jenis, yaitu :
1. Invisible : garis yang tidak terlihat sepenuhnya/berada diluar clipping window.
2. Half-partial : garis yang terpotong sebagian clipping window.
3. Full-partial : garis yang terpotong penuh clipping window dan melintasi clipping window.
4. Visible : garis yang terletak di dalam clipping window.
Proses clipping tidak berlaku pada garis dengan kondisi invisible dan visible, karena kedua kondisi tersebut tidak memotong clipping window.
Secara umum algoritma line clipping dapat digambarkan sebagai berikut :
Dalam melakukan teknik line clipping dapat menggunakan beberapa algoritma seperti : Cohen Sutherland, Liang - Barsky, Cyrus - Beck, dan Nicholl - Lee - Nicholl. Algoritma yang paling terkenal adalah algoritma Cohen - Sutherland. Pada algoritma ini setiap titik ujung (endpoint) dari garis direpresentasikan ke dalam 4 digit angkat biner yang disebut region code. Masing - masing digit tersebut akan menentukan posisi titik relatif terhadap batas clipping yang berbentuk segiempat.

BAB IV

Program Aplikasi Yang di Gunakan

Pada bab - bab yang telah dibahas, implementasi permodelan polygon dijelaskan dengan teori permodelan polygon dan algoritma yang akan digunakan dalam permodelan polygon tersebut. Pada bab dua telah menjelaskan implementasi tentang polygon, yaitu menggunakan aplikasi Blender.

Contoh permodelan polygon yang sederhana, kita dapat membuat contoh model pesawat. Alasan memilih model pesawat adalah karena model pesawat yang memiliki dasar - dasar polygonal, dalam hal ini pesawat mewakili proses pembentukan dan manipulasi objek dasar polygon. Model pesawat pada Gambar 1 terlihat bagus dan nyata. Model yang digunakan ini berasal dari sebuah UV Sphere. UV Sphere adalah sebuah objek multi polygon, yaitu objek yang tersusun atas surface - surface, dan vertex yang berhubungan.

Gambar 1
Langkah awal pembuatan model, memiliki aplikasi blender yang sudah terinstall di computer yang akan dipakai. Untuk mendapatkan software tersebut bisa di download di www.blender.org/download. Jalankan program tersebut, pada layer secara default terdapat sebuah objek kubus.



Gambar 2

Cara membuat model pesawat dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara, yaitu menggunakan permodelan grafik user interface atau menggunakan source code pemrograman python. Aplikasi blender memiliki bahasa pemrograman penyusun, yaitu bahasa pemrograman python. Penjelasan, menggunakan permodelan berbasis user interface, dimana kita hanya cukup menggunakan tools - tools dan shortcut yang sudah disedikan oleh aplikasi blender. Membuat model pesawat, bisa menggunakan mesh apapun bergantung dari imaginasi sang animator.

Pada langkah ini kita akan menggunakan mesh UV Sphere, maka kita hapus kubus yang sudah ada pada layer default, dengan menekan tombol delete pada keyboard atau menggunakan shortcut X. Menambahkan mesh, dapat menggunakan Toolbar Add dan kemudian pilih UV Sphere. Aplikasi blender dirancang dengan semua tools atau peralatan yang mendukung permodelan grafis sudah disediakan dengan praktis, sehingga kita tidak perlu bersusah payah untuk membentuk sebuah model 3d dengan memakai syntax - syntax programming. Bisa juga dengan menggunakan shortcut Shift+A, pilih UV Sphere.



Gambar 3

Pesawat memiliki bentuk memanjang, sehingga untuk menerapkannya dapat dengan menggunakan shortcut S+X/S+Y/S+Z bergantung dengan koordinat yang diinginkan. Pada pembuatan model seperti gambar diatas menggunakan shortcut S+Y. Masuk ke dalam edit mode untuk mengubah mesh, dengan mengklik tombol yang ada di sebelah kiri bawah atau dengan menekan shortcut tab. Klik tombol edit mode sehingga dapat masuk ke dalam keadaan edit mode, menggunakan shortcut z untuk membuat objek tersebut hanya tampak edgenya saja.


Gambar 4

Pesawat memiliki bentuk yang simetris, konsep mirroring dapat membuat objek terlihat simetris. Konsep tersebut dapat diterapkan dengan cara membelah UV Sphere tersebut menjadi dua bagian yang sama. Untuk membelah menggunakan cara masuk ke dalam tampak depan dengan menekan shortcut b, blok setengah bola dan klik shortcut x untuk menghilangkan surface. Blender telah mempersiapkan konsep mirroring dengan cara meng-klik panel yang ada di sebelah kanan world dengan keterangan modifier, klik add modifier dan pilih mirror.


                                                                            Gambar 4
Semua bagian objek akan tampak seperti semula, perbedaannya pada konsep mirroring dengan daerah yang telah dijadikan mirror tidak akan dapat diubah kembali. Seluruh daerah mirror hanya akan berubah ketika daerah yang tidak di mirror diubah. Blok bagian depan pesawat dan delete sedikit bagian nya di edit mode untuk membuat desain jendelanya. Pesawat memiliki sayap agar badan pesawat dapat berfungsi secara seimbang untuk membuat sayap dengan memblok surface yang ingin dijadikan sayap. Tekan shortcut e(extrude), tarik hingga dicapai bentuk seperti sayap.



Gambar 5

Untuk membuat sayap dan ekor pesawa terlihat lebih realistis atau nyata, klik ujung depan vertex, tarik berdasarkan sumbu y (yang berwarna hijau).

Gambar 6



                                                                Gambar 7

Menambahkan bentuk real dari motor pesawat dengan membuat sebuah penyangga untuk menggantungkan motor. Untuk pembuatan penyannga dapat dilakukan dengan cara memblok bagian yang ingin dibuat, tekan shortcut e(extrude), tarik ke bawah dan shortcut s sehingga akan menguncupkan bentuk.



                                                                       Gambar 8

Pembuatan roda pesawat dengan menggunakan objek silinder, klik shift+a pilih cylinder. Ketebalan dapat diatur dan bentuk roda dengan menggunakan shortcut s (scale) serta untuk merotasikannya dengan shortcut R. Supaya terlihat lebih realistis, hilangkan tutup dan alas silinder.



                                                               Gambar 9

Masuk ke dalam tampilan edit mode, pilih edge mode.

Seleksi bagian tepi dan alasnya dengan alt+klik dan tekan shift untuk memblok kedua bagian tepi dan alasnya. Tekan shortcut e , tarik ke bawah dan shortcut s untuk menguncupkan bentuk, sehingga timbul bidang baru ke arah luar. Membuat sebuah bidang baru di dalam bidang dapat menambahkan bidang dengan menekan tombol ctrl+r.


                                                                 Gambar 10


                                                                    Gambar 11

Kerangka roda telah selesai, duplikat roda tersebut dengan menekan tombol shift+d. Pasang dikedua sisi penyangga roda yang telah dibuat sehingga masing-masing penyangga memiliki 2 buah roda di sisinya. Untuk membuat bentuk pesawat lebih aerodinamis dan tampak nyata dapat ditambahkan subdivision surface. Klik panel modifier dan menambahkan modifier subdivision surface.

Penambahan yang terjadi selalu dilakukan di dalam edit mode. Namun, jika penambahan tersebut sifatnya membuat model tampak tidak realistis, maka perintah membatalkan tindakan dapat dilakukan dengan cara menekan tombol shortcut ctrl+z. Tahap akhir dari pembuatan model grafik ini adalah dengan cara memberikan cahaya dan pengaturan kamera.


                                                           Gambar 12


Menggunakan konsol pada blender merupakan cara lain untuk peng-implementasian permodelan polygon. Tahap pengkodean konsol pada permodelan grafis dalam blender tidak seperti pada permodelan grafis lainnya (contoh : GLUT). Pada permodelan ini, blender telah menyiapkan package sendiri yang otomatis ter-include pada saat program blender di jalankan karena blender adalah program aplikasi 3d berbasis GUI. Pendefinisian syntax-syntax program di bawah ini adalah contoh prosedural untuk menambah dan memanipulasi tahap per tahap.

bpy.ops.mesh.primitive_uv_sphere_add(segments=32, ring_count=16, size=1, view_align=False, enter_editmode=False, location=(0, 0, 0), rotation=(0, 0, 0), layers=(True, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False))

Tahap awal, buat UV Sphere dengan rusuk yang vertical (segment) sebanyak 32 buah, rusuk horizontal (ring_count) sebanyak 16, size normalnya 1, view_align=False, enter_editmode=False. Memasukkan uv sphere ke dalam edit mode, sedangkan untuk code setelahnya adalah default untuk pengaturan tambahan lokasi, rotasi dan layer di blendernya.

bpy.ops.transform.resize(value=(5.00724,5.00724,5.00724),constraint_axis=(False,True,False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=False)

Memasuki edit mode, konsol ini digunakan untuk mengatur skala perbesar, dan memperkecil koordinat dari objek, jenis perbesaran axis dengan default (x,y,z). Kode ini digunakan untuk mengubah ukuran objek dan mengubah sudut perspektif dari pengguna.

bpy.ops.transform.resize(value=(-1.59431,-1.59431,-1.59431),constraint_axis=(False,True,False),constraint_orientation='GLOBAL',mirror=False,proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=False)

bpy.ops.object.editmode_toggle()

Kode ini adalah penggalan code untuk memasuki edit mode. Syntax seperti ini pastinya banyak dijumpai sebelum syntax-syntax untuk mengedit objek secara internal.

bpy.ops.mesh.delete(type='FACE')

Syntax diatas berfungsi untuk menghapus face pada objek. Syntax ini harus dijalankan setelah mencapai edit mode.

bpy.ops.object.modifier_add(type='MIRROR')

Kode untuk metode mirroring.

bpy.ops.mesh.delete(type='FACE')

bpy.ops.mesh.extrude_region_move(MESH_OT_extrude_region={"mirror":False},TRANSFORM_OT_translate={"value":(0,0,0),"constraint_axis":(False,False,True), "constraint_orientation":'NORMAL',"mirror":False,"proportional":'DISABLED',"proportional_edit_falloff":'SMOOTH',"proportional_size":1,"snap":False,"snap_target":'CLOSEST',"snap_point":(0,0,0), "snap_align":False, "snap_normal":(0, 0, 0), "texture_space":False, "release_confirm":False})

Syntax diatas berguna untuk membuat konsep extrude. Extrude adalah konsep dimana sebuah edge baru dari vertex dan face dari sebuah edge dengan cara menarik vertex/edge.

bpy.ops.transform.translate(value=(7.78807,0,0),constraint_axis=(True,False,False),constraint_orientation='GLOBAL',mirror=False,proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH',proportional_size=1,snap=False, snap_target='CLOSEST',

snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

Syntax diatas adalah penggalan cara untuk mentranslasikan objek sehingga objek tersebut berpindah posisi koordinatnya berdasarkan sumbu x.

bpy.ops.transform.translate(value=(-3.51585,0,0),constraint_axis=(True,False,False),constraint_orientation='GLOBAL',mirror=False,proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH',proportional_size=1,snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

Metode diatas dapat dipakai berulang kali bergantung dari koordinat yang diinginkan, atur batas axisnya dan atur valuenya berdasarkan constraint yang digunakan constraint_axis=(True, False, False), berarti sumbu x yang digunakan untuk memindahkan objek, ataupun bagian-bagian penyusun objek selama masih di dalam edit-mode.

bpy.ops.transform.resize(value=(0.211628,0.211628,0.211628),constraint_axis=(False,True,False),constraint_orientation='GLOBAL',mirror=False,proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH',proportional_size=1,snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=False)

Kode diatas berfungsi untuk me-resize skala objek. Jika koordinat yang dimasukkan bernilai positif, maka resize yang dihasilkan akan memperbesar objek. Begitupun sebaliknya. Perlu diperhatikan bahwa dalam pemanggilan method bpy.ops.transform.resize(value=(0.211628, 0.211628, 0.211628) nilai di dalam value tersebut harus bernilai sama jika ingin memperbesar skala secara global.

bpy.ops.transform.translate(value=(0,2.92546,0),constraint_axis=(False,True,False),constraint_orientation='GLOBAL',mirror=False,proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH',proportional_size=1,snap=False, snap_target='CLOSEST',

snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

Atur batas axisnya dan atur valuenya berdasarkan constraint yang digunakan berarti sumbu y yang digunakan constraint_axis=(False,True,False), dengan nilai =(0, 2.92546, 0).

bpy.ops.mesh.extrude_region_move(MESH_OT_extrude_region={"mirror":False},TRANSFORM_OT_translate={"value":(0,0,0),"constraint_axis":(False,False,True), "constraint_orientation":'NORMAL',"mirror":False,"proportional":'DISABLED',"proportional_edit_falloff":'SMOOTH',"proportional_size":1,"snap":False,"snap_target":'CLOSEST',"snap_point":(0,0,0), "snap_align":False, "snap_normal":(0, 0, 0), "texture_space":False, "release_confirm":False})

bpy.ops.transform.translate(value=(0,0,2.19938),constraint_axis=(False,False,True),constraint_orientation='GLOBAL',mirror=False,proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH',proportional_size=1,snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.resize(value=(0.210621,0.210621,0.210621),constraint_axis=(False,False,False),constraint_orientation='GLOBAL',mirror=False,proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH',proportional_size=1,snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=False)

bpy.ops.transform.resize(value=(0.057464,0.057464,0.057464),constraint_axis=(False,True,False),constraint_orientation='GLOBAL',mirror=False,proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH',proportional_size=1,snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=False)

bpy.ops.transform.translate(value=(0,0.815846,0),constraint_axis=(False,True,False),constraint_orientation='GLOBAL',mirror=False,proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH',proportional_size=1,snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.translate(value=(0,0,0.270727),constraint_axis=(False,False,True),constraint_orientation='GLOBAL',mirror=False,proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH',proportional_size=1,snap=False,snap_target='CLOSEST',snap_point=(0,0,0),snap_align=False,snap_normal=(0,0,0),texture_space=False,release_confirm=True) bpy.ops.mesh.extrude_region_move(MESH_OT_extrude_region={"mirror":False},TRANSFORM_OT_translate={"value":(0,0,0),"constraint_axis":(False,False,True), "constraint_orientation":'NORMAL',"mirror":False,"proportional":'DISABLED',"proportional_edit_falloff":'SMOOTH',"proportional_size":1,"snap":False,"snap_target":'CLOSEST',"snap_point":(0,0, 0),"snap_align":False,"snap_normal":(0, 0, 0), "texture_space":False, "release_confirm":False})

bpy.ops.transform.translate(value=(1.46453,0,0),constraint_axis=(True,False,False),constraint_orientation='GLOBAL',mirror=False,proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH',proportional_size=1,snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0),snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.resize(value=(0.346454,0.346454,0.346454),constraint_axis=(False,True,False),constraint_orientation='GLOBAL',mirror=False,proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH',proportional_size=1,snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False,snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=False)

bpy.ops.transform.translate(value=(0,1.39013,0),constraint_axis=(False,True,False),constraint_orientation='GLOBAL',mirror=False,proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH',proportional_size=1,snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.resize(value=(0.0949305,0.0949305,0.0949305),constraint_axis=(False,True,False),constraint_orientation='GLOBAL',mirror=False, proportional='DISABLED',proportional_edit_falloff='SMOOTH',proportional_size=1, snap=False,snap_target='CLOSEST',snap_point=(0,0,0),snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=False)

bpy.ops.transform.translate(value=(0,2.84429,0),constraint_axis=(False,True,False),constraint_orientation='GLOBAL',mirror=False,proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH',proportional_size=1,snap=False, snap_target='CLOSEST',snap_point=(0, 0, 0),snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.translate(value=(-1.76963,0,0),constraint_axis=(True,False,False),constraint_orientation='GLOBAL',mirror=False,proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH',proportional_size=1,snap=False, snap_target='CLOSEST',snap_point=(0, 0, 0),snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.mesh.extrude_region_move(MESH_OT_extrude_region={"mirror":False},TRANSFORM_OT_translate={"value":(0,0,0),"constraint_axis":(False,False,True), "constraint_orientation":'NORMAL',"mirror":False,"proportional":'DISABLED',"proportional_edit_falloff":'SMOOTH',"proportional_size":1,"snap":False,"snap_target":'CLOSEST',"snap_point":(0,0,0), "snap_align":False, "snap_normal":(0, 0, 0), "texture_space":False, "release_confirm":False})

bpy.ops.transform.translate(value=(0, 0, 3.43828), constraint_axis=(False, False, True), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.resize(value=(0.254359,0.254359,0.254359),constraint_axis=(False,True,False),constraint_orientation='GLOBAL',mirror=False,proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=False)

bpy.ops.transform.translate(value=(0,2.255,0),constraint_axis=(False,True,False),constraint_orientation='GLOBAL',mirror=False,proportional='DISABLED',proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False,snap_normal=(0,0,0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.translate(value=(0,0,-1.41223),constraint_axis=(False,False,True),constraint_orientation='GLOBAL',mirror=False,proportional='DISABLED',proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.translate(value=(0, -1.21345, 0), constraint_axis=(False, True, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.resize(value=(0.427135, 0.427135, 0.427135), constraint_axis=(False, False, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=False)

bpy.ops.transform.translate(value=(0, 0.75672, 0), constraint_axis=(False, True, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.mesh.extrude_region_move(MESH_OT_extrude_region={"mirror":False}, TRANSFORM_OT_translate={"value":(0, 0, 0), "constraint_axis":(False, False, True), "constraint_orientation":'NORMAL', "mirror":False, "proportional":'DISABLED', "proportional_edit_falloff":'SMOOTH', "proportional_size":1, "snap":False, "snap_target":'CLOSEST', "snap_point":(0, 0, 0), "snap_align":False, "snap_normal":(0, 0, 0), "texture_space":False, "release_confirm":False})

bpy.ops.transform.translate(value=(1.60913, 0, 0), constraint_axis=(True, False, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.resize(value=(0.311296, 0.311296, 0.311296), constraint_axis=(False, True, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=False)

bpy.ops.transform.translate(value=(1.09147, 0, 0), constraint_axis=(True, False, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.translate(value=(0, 1.36684, 0), constraint_axis=(False, True, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.mesh.loopcut_slide(MESH_OT_loopcut={"number_cuts":1, "smoothness":0}, TRANSFORM_OT_edge_slide={"value":0, "mirror":False, "snap":False, "snap_target":'CLOSEST', "snap_point":(0, 0, 0), "snap_align":False, "snap_normal":(0, 0, 0), "correct_uv":False, "release_confirm":False})

bpy.ops.mesh.loopcut_slide(MESH_OT_loopcut={"number_cuts":1, "smoothness":0}, TRANSFORM_OT_edge_slide={"value":0, "mirror":False, "snap":False, "snap_target":'CLOSEST', "snap_point":(0, 0, 0), "snap_align":False, "snap_normal":(0, 0, 0), "correct_uv":False, "release_confirm":False})

bpy.ops.mesh.loopcut_slide(MESH_OT_loopcut={"number_cuts":1, "smoothness":0}, TRANSFORM_OT_edge_slide={"value":0, "mirror":False, "snap":False, "snap_target":'CLOSEST', "snap_point":(0, 0, 0), "snap_align":False, "snap_normal":(0, 0, 0), "correct_uv":False, "release_confirm":False})

bpy.ops.mesh.loopcut_slide(MESH_OT_loopcut={"number_cuts":1, "smoothness":0}, TRANSFORM_OT_edge_slide={"value":0, "mirror":False, "snap":False, "snap_target":'CLOSEST', "snap_point":(0, 0, 0), "snap_align":False, "snap_normal":(0, 0, 0), "correct_uv":False, "release_confirm":False})

bpy.ops.mesh.extrude_region_move(MESH_OT_extrude_region={"mirror":False}, TRANSFORM_OT_translate={"value":(0, 0, 0), "constraint_axis":(False, False, True), "constraint_orientation":'NORMAL', "mirror":False, "proportional":'DISABLED', "proportional_edit_falloff":'SMOOTH', "proportional_size":1, "snap":False, "snap_target":'CLOSEST', "snap_point":(0, 0, 0), "snap_align":False, "snap_normal":(0, 0, 0), "texture_space":False, "release_confirm":False})

bpy.ops.transform.translate(value=(0, 0, -0.345638), constraint_axis=(False, False, True), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.resize(value=(0.286462, 0.286462, 0.286462), constraint_axis=(False, False, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=False)

bpy.ops.mesh.extrude_region_move(MESH_OT_extrude_region={"mirror":False}, TRANSFORM_OT_translate={"value":(0, 0, 0), "constraint_axis":(False, False, True), "constraint_orientation":'NORMAL', "mirror":False, "proportional":'DISABLED', "proportional_edit_falloff":'SMOOTH', "proportional_size":1, "snap":False, "snap_target":'CLOSEST', "snap_point":(0, 0, 0), "snap_align":False, "snap_normal":(0, 0, 0), "texture_space":False, "release_confirm":False})

bpy.ops.object.editmode_toggle() bpy.ops.transform.translate(value=(0, 0, 3.0769), constraint_axis=(False, False, True), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.object.editmode_toggle() bpy.ops.mesh.primitive_cylinder_add(vertices=32, radius=1, depth=2, end_fill_type='NGON', view_align=False, enter_editmode=False, location=(4.88822, 3.62501, -0.858164), rotation=(0, 0, 0), layers=(True, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False))

bpy.ops.transform.rotate(value=-1.56969, axis=(0, 1, 0), constraint_axis=(False, True, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), release_confirm=False)

bpy.ops.object.editmode_toggle() bpy.ops.mesh.delete(type='FACE') bpy.ops.mesh.delete(type='FACE') bpy.ops.mesh.select_all(action='TOGGLE')

syntax diatas untuk menyeleksi objek - objek, jika di dalam GUI mode, di representasikan dengan shortcut alt-klik. Method ini hanya dapat dilaksanakan setelah memasuki edit mode.

bpy.ops.mesh.select_all(action='TOGGLE')

bpy.ops.mesh.extrude_region_move(MESH_OT_extrude_region={"mirror":False}, TRANSFORM_OT_translate={"value":(0, 0, 0), "constraint_axis":(False, False, True), "constraint_orientation":'NORMAL', "mirror":False, "proportional":'DISABLED', "proportional_edit_falloff":'SMOOTH', "proportional_size":1, "snap":False, "snap_target":'CLOSEST', "snap_point":(0, 0, 0), "snap_align":False, "snap_normal":(0, 0, 0), "texture_space":False, "release_confirm":False})

bpy.ops.transform.resize(value=(0.379863, 0.379863, 0.379863), constraint_axis=(False, False, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=False) bpy.ops.mesh.loopcut_slide(MESH_OT_loopcut={"number_cuts":1, "smoothness":0}, TRANSFORM_OT_edge_slide={"value":0, "mirror":False, "snap":False, "snap_target":'CLOSEST',

"snap_point":(0, 0, 0), "snap_align":False, "snap_normal":(0, 0, 0), "correct_uv":False, "release_confirm":False})

ini syntax untuk menambahkan rusuk, atau jika dibuat dalam tahap GUI nya, di representasikan dalam shortcut ctrl+R sebanyak 1 buah rusuk.

bpy.ops.mesh.loopcut_slide(MESH_OT_loopcut={"number_cuts":1, "smoothness":0}, TRANSFORM_OT_edge_slide={"value":0, "mirror":False, "snap":False, "snap_target":'CLOSEST', "snap_point":(0, 0, 0), "snap_align":False, "snap_normal":(0, 0, 0), "correct_uv":False, "release_confirm":False})

bpy.ops.mesh.extrude_region_move(MESH_OT_extrude_region={"mirror":False}, TRANSFORM_OT_translate={"value":(0, 0, 0), "constraint_axis":(False, False, False), "constraint_orientation":'GLOBAL', "mirror":False, "proportional":'DISABLED', "proportional_edit_falloff":'SMOOTH', "proportional_size":1, "snap":False, "snap_target":'CLOSEST', "snap_point":(0, 0, 0), "snap_align":False, "snap_normal":(0, 0, 0), "texture_space":False, "release_confirm":False})

bpy.ops.mesh.loopcut_slide(MESH_OT_loopcut={"number_cuts":1, "smoothness":0}, TRANSFORM_OT_edge_slide={"value":0, "mirror":False, "snap":False, "snap_target":'CLOSEST', "snap_point":(0, 0, 0), "snap_align":False, "snap_normal":(0, 0, 0), "correct_uv":False, "release_confirm":False})

bpy.ops.mesh.loopcut_slide(MESH_OT_loopcut={"number_cuts":1, "smoothness":0}, TRANSFORM_OT_edge_slide={"value":0, "mirror":False, "snap":False, "snap_target":'CLOSEST', "snap_point":(0, 0, 0), "snap_align":False, "snap_normal":(0, 0, 0), "correct_uv":False, "release_confirm":False})

bpy.ops.transform.resize(value=(1.73979, 1.73979, 1.73979), constraint_axis=(True, False, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=False)

bpy.ops.transform.translate(value=(1.00228, 0, 0), constraint_axis=(True, False, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.translate(value=(-0.734313, 0, 0), constraint_axis=(True, False, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.translate(value=(-0.279148, 0, 0), constraint_axis=(True, False, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True) bpy.ops.object.editmode_toggle()

bpy.ops.transform.resize(value=(0.35844, 0.35844, 0.35844), constraint_axis=(True, False, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=False)

bpy.ops.object.editmode_toggle() bpy.ops.transform.translate(value=(0, 0, 1.878), constraint_axis=(False, False, True), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.translate(value=(-6.34507, 0, 0), constraint_axis=(True, False, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True) bpy.ops.transform.translate(value=(0, -3.76148, 0), constraint_axis=(False, True, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.translate(value=(7.91232, 0, 0), constraint_axis=(True, False, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True) bpy.ops.object.editmode_toggle()

bpy.ops.mesh.loopcut_slide(MESH_OT_loopcut={"number_cuts":1, "smoothness":0}, TRANSFORM_OT_edge_slide={"value":0, "mirror":False, "snap":False, "snap_target":'CLOSEST', "snap_point":(0, 0, 0), "snap_align":False, "snap_normal":(0, 0, 0), "correct_uv":False, "release_confirm":False})

bpy.ops.mesh.loopcut_slide(MESH_OT_loopcut={"number_cuts":1, "smoothness":0}, TRANSFORM_OT_edge_slide={"value":0, "mirror":False, "snap":False, "snap_target":'CLOSEST', "snap_point":(0, 0, 0), "snap_align":False, "snap_normal":(0, 0, 0), "correct_uv":False, "release_confirm":False})

Syntax ini untuk menambahkan rusuk, atau jika dibuat dalam tahap GUI nya, di representasikan dalam shortcut ctrl+R.

bpy.ops.mesh.loopcut_slide(MESH_OT_loopcut={"number_cuts":1, "smoothness":0}, TRANSFORM_OT_edge_slide={"value":0, "mirror":False, "snap":False, "snap_target":'CLOSEST', "snap_point":(0, 0, 0), "snap_align":False, "snap_normal":(0, 0, 0), "correct_uv":False, "release_confirm":False})

bpy.ops.mesh.extrude_region_move(MESH_OT_extrude_region={"mirror":False}, TRANSFORM_OT_translate={"value":(0, 0, 0), "constraint_axis":(False, False, True), "constraint_orientation":'NORMAL', "mirror":False, "proportional":'DISABLED', "proportional_edit_falloff":'SMOOTH', "proportional_size":1, "snap":False, "snap_target":'CLOSEST', "snap_point":(0, 0, 0), "snap_align":False, "snap_normal":(0, 0, 0), "texture_space":False, "release_confirm":False})

bpy.ops.transform.translate(value=(0, 0, -0.69952), constraint_axis=(False, False, True), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.mesh.extrude_region_move(MESH_OT_extrude_region={"mirror":False}, TRANSFORM_OT_translate={"value":(0, 0, 0), "constraint_axis":(False, False, True), "constraint_orientation":'NORMAL', "mirror":False, "proportional":'DISABLED', "proportional_edit_falloff":'SMOOTH', "proportional_size":1, "snap":False, "snap_target":'CLOSEST', "snap_point":(0, 0, 0), "snap_align":False, "snap_normal":(0, 0, 0), "texture_space":False, "release_confirm":False})

bpy.ops.transform.translate(value=(0, 0, -0.273946), constraint_axis=(False, False, True), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.translate(value=(0, 0, -0.429182), constraint_axis=(False, False, True), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.translate(value=(0, 0, -0.191762), constraint_axis=(False, False, True), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.translate(value=(0.290232, 0, 0), constraint_axis=(True, False, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.translate(value=(0.277573, 0, 0), constraint_axis=(True, False, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True) bpy.ops.object.editmode_toggle()

bpy.ops.transform.translate(value=(-5.99606, 0, 0), constraint_axis=(True, False, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.resize(value=(0.300046, 0.300046, 0.300046), constraint_axis=(False, False, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=False)

bpy.ops.transform.translate(value=(0, 0, 0.71006), constraint_axis=(False, False, True), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.translate(value=(1.08876, 0, 0), constraint_axis=(True, False, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.object.duplicate_move(OBJECT_OT_duplicate={"linked":False, "mode":'TRANSLATION'}, TRANSFORM_OT_translate={"value":(0, 0, 0), "constraint_axis":(False, False, False), "constraint_orientation":'GLOBAL', "mirror":False, "proportional":'DISABLED', "proportional_edit_falloff":'SMOOTH', "proportional_size":1, "snap":False, "snap_target":'CLOSEST', "snap_point":(0, 0, 0), "snap_align":False, "snap_normal":(0, 0, 0), "texture_space":False, "release_confirm":False})

Syntax diatas untuk menduplikasikan objek yang telah dibuat, objek polygon semuanya bias diduplikasikan, kemudian ditranslasikan (vertex,edge, maupun facenya).

bpy.ops.transform.translate(value=(-0.504931, 0, 0), constraint_axis=(True, False, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.object.duplicate_move(OBJECT_OT_duplicate={"linked":False, "mode":'TRANSLATION'}, TRANSFORM_OT_translate={"value":(0, 0, 0), "constraint_axis":(False, False, False), "constraint_orientation":'GLOBAL', "mirror":False, "proportional":'DISABLED', "proportional_edit_falloff":'SMOOTH', "proportional_size":1, "snap":False, "snap_target":'CLOSEST', "snap_point":(0, 0, 0), "snap_align":False, "snap_normal":(0, 0, 0), "texture_space":False, "release_confirm":False})

bpy.ops.transform.translate(value=(-1.97239, 0, 0), constraint_axis=(True, False, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.object.duplicate_move(OBJECT_OT_duplicate={"linked":False, "mode":'TRANSLATION'}, TRANSFORM_OT_translate={"value":(0, 0, 0), "constraint_axis":(False, False, False), "constraint_orientation":'GLOBAL', "mirror":False, "proportional":'DISABLED', "proportional_edit_falloff":'SMOOTH', "proportional_size":1, "snap":False, "snap_target":'CLOSEST', "snap_point":(0, 0, 0), "snap_align":False, "snap_normal":(0, 0, 0), "texture_space":False, "release_confirm":False})

bpy.ops.transform.translate(value=(-0.583827, 0, 0), constraint_axis=(True, False, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.object.duplicate_move(OBJECT_OT_duplicate={"linked":False, "mode":'TRANSLATION'}, TRANSFORM_OT_translate={"value":(0, 0, 0), "constraint_axis":(False, False, False), "constraint_orientation":'GLOBAL', "mirror":False, "proportional":'DISABLED', "proportional_edit_falloff":'SMOOTH', "proportional_size":1, "snap":False, "snap_target":'CLOSEST', "snap_point":(0, 0, 0), "snap_align":False, "snap_normal":(0, 0, 0), "texture_space":False, "release_confirm":False})

bpy.ops.transform.translate(value=(1.95661, 0, 0), constraint_axis=(True, False, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.translate(value=(0, -4.35249, 0), constraint_axis=(False, True, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.object.duplicate_move(OBJECT_OT_duplicate={"linked":False, "mode":'TRANSLATION'}, TRANSFORM_OT_translate={"value":(0, 0, 0), "constraint_axis":(False, False, False), "constraint_orientation":'GLOBAL', "mirror":False, "proportional":'DISABLED', "proportional_edit_falloff":'SMOOTH', "proportional_size":1, "snap":False, "snap_target":'CLOSEST', "snap_point":(0, 0, 0), "snap_align":False, "snap_normal":(0, 0, 0), "texture_space":False, "release_confirm":False})

bpy.ops.transform.translate(value=(-0.894869, 0, 0), constraint_axis=(True, False, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.translate(value=(0.301333, 0, 0), constraint_axis=(True, False, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.translate(value=(-0.246546, 0, 0), constraint_axis=(True, False, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True) bpy.ops.object.editmode_toggle() bpy.ops.object.modifier_apply(apply_as='DATA', modifier="Mirror")

Syntax di atas untuk mengaplikasikan konsep mirroring. Konsep mirroring adalah sebuah metode untuk menduplikasikan sebagian atau seluruh objek, terhadap bagian yang hilang, atau yang berlubang.

bpy.ops.object.modifier_add(type='SUBSURF')

Syntax diatas berfungsi untuk menambahkan polygon - polygon di permukaan objek, sehingga permukaan tersebut terlihat lebih halus.

bpy.ops.object.modifier_apply(apply_as='DATA', modifier="Subsurf")

Setelah kedua modifier itu ditambahkan, maka modifier tersebut harus di appy, dengan syntax di atas.

bpy.ops.object.editmode_toggle() bpy.ops.transform.translate(value=(0, 0, 1.986), constraint_axis=(False, False, True), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.translate(value=(0, 0, 1.89143), constraint_axis=(False, False, True), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.object.shade_smooth()

Jika masih terlihat kurang halus dan real, maka bias digunakan syntax diatas, atau menambahkan subdivision surface lagi.

bpy.ops.object.editmode_toggle() bpy.ops.mesh.primitive_ico_sphere_add(subdivisions=2, size=1, view_align=False, enter_editmode=False, location=(-4.20909, 3.73119, 4.84451), rotation=(0, 0, 0), layers=(False, False, True, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False))

Syntax diatas adalah syntax tambahan untuk merelasitiskan pesawat tersebut, dengan menambahkan ico sphere ke dalam motor pesawat, sehingga bagian belakang pesawat terlihat timbul.

bpy.ops.mesh.primitive_cone_add(vertices=32, radius1=1, radius2=0, depth=2, end_fill_type='NGON', view_align=False, enter_editmode=False, location=(-4.20909, 3.73119, 4.84451), rotation=(0, 0, 0), layers=(False, False, True, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False, False))

Untuk perealisasian nya lagi, dapat menambahkan cone, untuk tubo pesawat.

bpy.ops.transform.translate(value=(7.9757, 0, 0), constraint_axis=(True, False, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.translate(value=(0, 0, 0.15742), constraint_axis=(False, False, True), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.translate(value=(0, 0, -2.29834), constraint_axis=(False, False, True), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.resize(value=(0.276116, 0.276116, 0.276116), constraint_axis=(False, False, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=False)

bpy.ops.transform.translate(value=(0, 0, 0.375248), constraint_axis=(False, False, True), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.translate(value=(0, 0.634566, 0), constraint_axis=(False, True, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.rotate(value=1.59356, axis=(-1, -2.22045e-016, -0), constraint_axis=(False, False, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), release_confirm=False)

bpy.ops.transform.translate(value=(0, 0, 0.00915241), constraint_axis=(False, False, True), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.translate(value=(0, 0.00915241, 0), constraint_axis=(False, True, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.translate(value=(-2.12295, 0, 0), constraint_axis=(True, False, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.resize(value=(0.632707, 0.632707, 0.632707), constraint_axis=(False, False, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=False)

bpy.ops.transform.resize(value=(3.07536, 3.07536, 3.07536), constraint_axis=(False, True, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=False)

bpy.ops.transform.translate(value=(0, 0.0180225, 0), constraint_axis=(False, True, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

bpy.ops.transform.translate(value=(-0.0446869, 0, 0), constraint_axis=(True, False, False), constraint_orientation='GLOBAL', mirror=False, proportional='DISABLED', proportional_edit_falloff='SMOOTH', proportional_size=1, snap=False, snap_target='CLOSEST', snap_point=(0, 0, 0), snap_align=False, snap_normal=(0, 0, 0), texture_space=False, release_confirm=True)

Pindahkan cone tersebut dan atur perbesaran nya, kemudian sesuaikan bentuknya dengan motor pesawat.

bpy.ops.object.shade_smooth()

Tambahkan efek halus kembali pada objek smooth.

bpy.ops.object.join()

Gabungkan semua nya menjadi satu kesatuan objek.. Sehingga jika dipindahkan, objek tersebut akan pindah bersama semua penambahan mesh yang telah dibuat.

BAB V

Penutup

Kesimpulan dari pembuatan polygon modelling ini adalah untuk memberikan instruksi bagaimana langkah-langkah pembuatan modelling polygon. Tujuan dari pembuatan ini adalah untuk edukasi dibidang grafis.

Dalam pembuatan ini dengan menggunakan aplikasi open source mengunakan aplikasi blender dapat menampilkan objek polygon dan pembuatannya dilihat dari fleksibilitas waktunya cukup memakan waktu lama. Saran untuk memperindah polygon ini dengan cara menggunakan pewarnaan yang terdapat pada editing di dalam blender dan dapat menggunakan texturing.

Dalam modelling ini kita membuat program yang cukup sederhana tetapi tingkat kompleksitasnya cukup tinggi dan diharapkan para pembaca dapat memahami dan mengembangkan objek yang lebih bagus dan kalau bias se kompleks mungkin. Aplikasi yang kita gunakan adalah blender yang dapat di import dan di eksport ke program aplikasi designer lain seperti 3dmax.

Program blender juga didasarkan aplikasi phyton yang bias anda lihat pada codingang phyton diatas. Demikian hasil laporan dan pembuatan buku ini, mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, sekian dan terimakasih.